BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama
Islam merupakan agama yang universal, maksudnya yakni tidak hanya untuk dunia
timur maupun dunia barat saja. Dari berbagai penjuru dunia mampu dan mengenal
agama Islam. Begitu pula dengan perkembangan studi Islam. Dalam peradabannya,
perkembangan studi Islam mampu berkembang pesat di dunia barat.
Untuk
menjelaskan perkembangan studi Islam di dunia barat perlu dijelaskan lebih
dahulu sejarah kontak Islam dengan dunia barat (Eropa). Kontak Islam dengan
barat (Eropa) dapat dikelompokan menjadi dua fase, yakni: (1) di masa kejayaan
Islam (abad ke-8), dan (2) sejak masa renaissance, dimana barat mulai berjaya
sampai sekarang. (Pengantr Studi Islam 2010:82)
Dalam
makalah ini, kami akan membahas Perkembangan Studi Islam di dunia barat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah:
1. Bagaimana sejarah
Perkembangan Studi Islam?
2. Bagaimana perkembangan
studi islam di dunia barat fase kejayaan Islam?
3. Bagaimana perkembangan
studi Islam di dunia barat fase dunia barat berjaya?
C. Tujuan
Dari
rumusan masalah tersebut dapat diketahui tujuan dari makalah, yaitu:
1. Mengetahui sejarah
Perkembangan Studi Islam
2. Mengetahui
perkembangan studi islam di dunia barat fase kejayaan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan
Studi Islam
Kemajuan
peradaban barat dimulai pada Periode Pertengahan (1250-1800 M), yang mana
peradaban Islam pada periode ini mengalami stagnasi. Sedangkan peradaban barat
mengalami perkembangan yang sangat pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi
sampai sekarang ini. Sebenarnya perkembangan tersebut banyak dipengaruhi oleh
ilmu pengetahuan Islam. Sebagaimana kita ketahui bahwa Andalusia (Spanyol) pada
massa pemerintahan Bani Abbasiyah adalah merupakan salah satu tempat yang
paling utama bagi Eropa dalam menyerap peradaban Islam baik dalam bentuk
hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar negara.
Salah
satu contoh yang kami ambil adalah pemikiran Ibnu Rusyd yang melepaskan
belenggu taklid dan menganjurkan kebebasan berfikir.
Dari pemikiran Ibnu Rusyd inilah yang
menarik minat orang-orang barat untuk belajar. Diantara pemuda Kristen Eropa
yang belajar di Universitas-Universitas Islam di Andalusia, seperti Universitas
Codova (pendirinya abd Al Rahman III), Seville, Malaga, Granada dan Salamanca.
Selama mereka belajar di lembaga-lembaga tersebut, mereka aktif menterjemahkan
buku-buku karya para ilmuan muslim. Pusat kegiatan terjemahan itu berada di
Toledo. Setelah mereka kembali kenegara masing-masing, mereka mendirikan
Sekolah-sekolah dan Universitas. Universitas yang pertama mereka dirikan di
Eropa pada tahun 1231 Masehi.
Jadi sudah jelaslah
menurut kami, bahwa latar belakang Berkembanganya Studi Islam di Dunia Barat
adalah disebabkan para pelajar barat yang datang ke Jazirah Arabiyah untuk
belajar. Disamping itu juga mereka telah berhasil menterjemahkan karya-karya
ilmuan muslim kedalam bahasa latin.
Gerakan ini pada
akhirnya menimbulkan massa pencerahan dan revolusi industri, yang menyebabkan
Eropa maju. Dengan demikian Andalusia merupakan sumber-sumber cahaya bagi
Eropa, memberikan kepada benua itu manfaat dari ilmu dan budaya Islam selama
hampir tiga abad.
B. Perkembangan Studi
Islam di Dunia Barat Fase Kejayaan Islam
Seperti terungkap
ketika membahas sejarah perkembangan studi Islam, bahwa kontak pertama antara
dunia barat dengan dunia Islam adalah melalui kontak perguruan tinggi. Bahwa
sejumlah ilmuan dan tokoh-tokoh barat datang kesejumlah perguruan tinggi,
laboratorium, observatorium, dan pusat-pusat studi Islam untuk memperdalam ilmu
pengetahuan dan teknologi. Di dunia Islam belahan timur, perguruan tinggi
berkedudukan di Baghdad (Irak) dan di Kairo (Mesir), sementara di belahan barat
berkedudukan di Cordova.
Bentuk lain dari
kontak dunia muslim dengan dunia barat pada fase pertama adalah penyalinan
manuskrip-manuskrip kedalam bahasa Latin sejak abad ke-13 Masehi hingga
bangkitnya zaman kebangunan (Renaissance) di Eropa pada abad ke-14. Kegiatan
penyalinan manuskrip ini bermula atas restu King Frederick H dari Sicily(1198-1212),
yang belakangan menjabat Kaisar Holy Roman Empire (1215-1250).[1]
Sekalipun mendapatkan
tantangan dari Paus di Vatikan, namun kegiatan manuskrip tersebut tetap
berjalan sehingga tercipta perguruan tinggi di semenanjung Italia, Padua,
Florence, Milano, Venezia, Oxford dan Cambridge di Inggris, Sorbonne di
Perancis dan Tubingen di Jerman. Karya-karya para ilmuan muslim dimanuskrip
kedalam bahasa Latin, tidak berbeda dalam bidang filsafat, sehingga muncullah
aliran Skolastik, Rasionalisme dan Empirisme. Berkat penyalinan tersebut,
terbukalah jalan bagi perkembangan cabang-cabang ilmiah tersebut di barat.
Tokoh-tokoh yang
mula-mula memperkenalkan ilmu pengetahuan bangsa Arab dalam bidang kedokteran
dan bidang matematika pada abad ke-1 Masehi yakni: Gerbert d’Auvergne yang
kemudian menjabat menjadi paus di Vatikan dengan panggilan Pope Sylvester II
(999-1003 M), Constantine the African dan Adelard of Bath.
Pada pertengahan
abad ke-12 Masehi barulah Raymund, membentuk society of Translator yang
diketuai oleh Arcebdeacon D ominicus Gundasalvi, dan buat pertama kalinya muncul
versi-versi dalam bahasa Latin mengenai himpunan komentar Avicienna (Ibnu Zina)
dan Agazales (Al-Ghazali)dan juga Vons Vitae karya Ben Gebirol. Dengan demikian
mulailah berlangsung kegiatan penyalinan naskah-naskah Arab. Karya Ibnu Zina
dalam bidang ketabiban, yaitu Canon of Medicine, disalin untuk pertama kalinya
oleh Gerard of Cremona. Di Palerno dia mengumpulkan tokoh-tokoh Muslim dan
Yahudi untuk kepentingan penyalinan naskah-naskah Arab ke dalam bahasa Latin,
baru disusul oleh tokoh-tokoh Kristen yang mempelajari dan mendalami bahasa
Arab.
Kaisar Frederick II
memberikan fasilitas tidak terhingga kepada Michael Scot (1175-1234), tokoh
yang pertama-tama dalam sejarah menyalin karya-karya Averroes (Ibnu Rusyd).
Pada tahun 1217 M Michael melawat ke Toledo dan membawa pulang sekian banyaknya
naskah-naskah Arab dalam bidang astronomi dan bidang-bidang fisika lainnya.
Seorang tokoh lagi yang diberi fasilitas oleh Kaisar Frderick II adalah
Hermanus Allemanus, yang antara tahun 1234 M sampai dengan 1256 M menyalin
karya-karya Al-Farabes (Al Farabi). Di samping itu dia pun menyalin Rbetorica,
salinan karya Aristoteles (184-322 M) di dalam bahasa Arab, serta menyalin
Poetic dan Etbica, karya Averroes (Ibnu Rusyd) yang merupakan salinan karya
Aristoteles.[2]
C.
Perkembangan Studi Islam di Dunia Barat Fase Dunia
Barat Berjaya
Kedatangan Muslim fase kedua ke dunia
barat, khususnya Eropa Barat dilatarbelakangi oleh dua alasan pokok,
yakni:alasan politik dan alasan ekonomi. Alasan politik adalah kesepakatan
kedua Negara, yang satu sebagai bekas penjajah, sementara yang satunya sebagai
bekas jajahan. Misalnya Perancis mempunyai kesepakatan dengan Negara-negara
bekas jajahannya, bahwa penduduk Negara-negara jajahannya boleh masuk ke
Perancis tanpa pembatasan. Maka berdatanganlah Muslim dari Afrika Barat ke
Afrika Utara, khususnya dari Algeria ke Perancis. Kebijaksanaan yang hamper
sama dilakukan Belanda terhadap penduduk Suriname, Inggris terhadap Pakistan,
India dan Afrika Timur. Adapun alasan ekonomi adalah untuk mencukupi tenaga
buruh yang dibutuhkan Negara-negara Eropa barat.
Adapun kategori Muslim yang ada di Eropa
Barat ada dua, yakni pendatang (migrant) dan penduduk asli. Kategori lebih jauh
tentang penduduk asli dapat dikategorikan kembali menjadi tiga, yakni: orang
asli yang masuk Islam (converted Muslim),keturunan dari Muslim asli yang sudah
lama, Muslim yang kembali menemukan agama aslinya (rediscovery Islam of
original roots). Untuk kategori yang terakhir yakni Islam yang ada di Spanyol.
Leluhur mereka adalah Islam, namun seiring berjalannya waktu mereka keluar dari
Islam dan akhirnya kembali masuk Islam lagi.
Pembahasan tentang perkembangan studi
Islam di dunia barat (Negara non-Muslim) dapat dikelompokan menjadi tiga:
1)
Berdasarkan dosen yang mengajarkan studi Islam
2)
Berdasarkan perguruan tinggi, dan
3)
Berdasarkan pusat studi
Berdasarkan dosen yang mengajar, Studi
Islam dapat dikelompokan menjadi dua yakni: tenaga pengajar yang menganut agama
Islam dan tenaga pengajar non-Muslim.
Munculnya sarjana-sarjana Muslim seperti
Muhammad Iqbal, Farzlur Rahman di Chicaho, Mohammed Arkoun, Farid Esack dll
merupakan sebuah hasil dari interaksi mereka dengan tenaga-tenaga pengajar
tentang Studi Islam di dunia barat. Para sarjana Muslim ini dengan
kepiawaiannya dalam menggunakan bahasa barat ini (Eropa dan Amerika) dapat
meluruskan pandangan sarjana Barat yang kadang-kadang berpandangan miring
terhadap Islam dan Muslim.
Mereka non-Muslim lebih disebut dengan
sebutan orientalist,dari kata orient yang berarti timur, dan list berarti ahli.
Maka secara bahasa orientalist adalah ahli ketimuran. Maksud timur di sini
adalah Islam. Maka ringkasnya, orientalist adalah ahli keislaman. Para
orientalist ini disebut sebagai orang yang mengetahui islam secara kognitif
atau aqliyah (understanding), tidak pernah sampai pada tingkat efektif atau
qalbiyah (merasakan) apalagi pada tingkat phsikomotorik atau fi’liyah
‘amaliyah.[3]
Berdasarkan
perguruan tinggi yang menyebutkan nama Islam studies di Amerika Serikat (USA)
hanya beberapa perguruan ringgi, diantaranya:
1) American Islamic
College di Chicago, dimana Islamic Studies berada di bawah Area & Ethnic
Studies. Di samping itu, di college ini juga ditawarkan Religious Studies.
2) American University di
Massachusetts, Washington, yang berdiri tahun 1893. Islamic Studies ada di
dawah Ethnic Studies, sama dengan American Studies, European Studies, Latin
American Studies, Judaism & Jewish Studies, Area Studies, Ethnic Studies
dan Cutural Studies. Di samping itu, ada juga Religious Studies, yang mencakup
Philosophy dan Religious Studies.
3) College of Wooster di
Wooster, dan berdiri tahun 1866. Islamic Studies ada di bawah Ethnic Studies,
sama dengan African Studies, Asian & Pacifik Studies, European Studies,
Latin American Studies, Middle Eastern Studies, Afro American (black Studies,
Area Studies, Ethnic Studies dan Cultural Studies. Perlu dicatat, di College
ini juga ada Religious Studies.
Sementara
di perguruan tinggi lain lebih banyak menggunakan nama Studi Wilayah dan Pusat
Studi, sebagian diantaranya:
1) Temple University
dengan Prodi Studi Agama.
2) Indiana University
dengan Prodi Program Studi Islam, Timur Tengah dan Bahasa Timur Dekat.
3) George University
dengan Pusat Studi Muslim dan Kristen.
Daftar
lengkap 10 Universitas terbaik di duniia yang menawarkan studi Islam:
1) Harvard University
(USA),
2) Massachusetts
Institute of Technology (USA),
3) University of
Cambridge (UK),
4) University of Oxford
(UK),
5) Stanford University
(USA),
6) University of
California Berkeley (USA),
7) Yale University (USA),
8) California Intitute of
Technology (USA),
9) Princeton University
(USA), dan
10) Ecoley Polytechnique
(UK).
Sementara
di Kanada, masih juga masuk wilayah Amerika Utara, ada beberapa perguruan
tinggi yang menawarkan studi islamndengan ssebutan yang mirip dengan itu,
yakni:
1) McGill University di
Montreal Kanada yang berdiri tahun 1821, menawarkan studi islam dengan nama
Islamic studies, di bawah the faculty of Arts.
2) University of Toronto,
di school of Graduate Studies, dengan sebutan Near and Middle Eastern
Civilization, di bidang Ancient Near Eastern Studies, Middle Eatern and Islamic
Studies, dan Near and Middle Eastern Civilization.
3) Ontario University di
Ontario, dengan Prodi Middle Eastern and Islamic Studies.
4) Quebec University di
Quebec, dengan nama Islamic Studies.
Sementara
perguruan tinggi yang menawarkan Studi Isam di Eropa tercatat diantaranya ada
di universitas:
1) University of
Cambriidge di Inggris, yang ada di bawah Faculty of Asian & Middle Eastern
Studies.
2) University of London
di Inggris, di bawah School of Oriental and African Studies (SOAS).
3) Durham University di
Inggris, yang menawarkan The Institute for Middle Eastern and Islamic Studies
di bawah the school of Government and International Affairs, dan merupakan satu
perguruan tinggi terdepan dalam Studi Timur Tenag di Inggris. Di prodi ini
diajarkan Islamic studies dan ilmu-ilmu social kewilayahan, bahasa Arab, bahasa
Persia, bahasa Turki dan Literature.
4) Edinburgh University,
di bawah Faculty of Islamic and Middle Eastern Studies.
5) Frankfurt University
di Jerman juga menawarkan Islamic Studies.
Di
Australia, studi Islam juga ditawarkan di beberapa perguruan tinggi, baik
menjadi bagian dari fakultas dan jurusan maupun dalam bentuk pusat studi.
Lembaga yang dimaksud adalah:
1) The Australian
National University (ANU) di bawah Faculty of Arts berupa Center for Arab &
Islamic Studies, dengan focus studi the Middle Eas & Central Asia. Di
samping itu ada juga Arabic Program, Persia Program dan Turkish Program.
2) The University of
Queensland, dengan Islamic Studies, dan focus pada sejarah, agama, hokum dan
budaya Muslim di Negara-negara Muslim.
3) Melbourne University
di The Asian Law Centre dan the Centre for the Study of Contemporary Islam.
Meskipun kedua center tersebut bukan salah satu jurusan, tetapi keduanya berada
di bawah naungan Melbourne University.[6]
Berdasarkan
pusat studi, ada juga beberapa lembaga, baik yang beralifiasi dengan
universitas maupun tidak, yang menawarkan dan menyediakan studi Islam,
diantaranya ada di United State of Amerika (Amerika Serikat), yakni:
1) Islamic Society of
North America (ISNA)
2) Council on American
Islamic Relations (CAIR)
3) All-Dulles Area Muslim
Society (ADAMS Center)
Diantara
pusat yang ada di Eropa dan Australia adalah:
1)
European Academy for Islamic Studies (EAIS) in London.
Di pusat ini ditawarkan program gelar (degree), pascasarjana dan short course,
dan memiliki dua jurusan: Department of Arabic Studies dan Department of
Islamic Studies. Dosen yang mengajar di akademi adalah Dr. Dawood
Abdullah, Dr. Jalal Saleh, Dr. Abu Al Hareth Al-Madny, Syeikh Khalil Ahmed Abouchidaa,
Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Al Rahal, Syeikh Ahmad Gaahoul dan Syeikh
Saleh Oueslati.
2)
The Oxford Centre for Islamic Studies, Inggris.
3)
Centre for Islamic Law and Society di Melbourne Law
School, the University of Melbourne Australia.
4)
Centre for Contemporary Islamic Studies.
5)
Centre for Islamic Management Studies.
Karena
itu, hampir di seluruh dunia non-Muslim ada di universitas dan pusat-pusat yang
menawarkan studi Islam. Secara umum Negara ini dapat dikelompokan minimal
menjadi tiga wilayah besar, yakni:
1)
Amerika, yang meliputi USA dan Kanada.
2)
Eropa, yang meliputi Inggris, Belanda dan Jerman
3)
Australia
Di
samping tiga wilayah pokok tersebut, Singapore juga menawarkan studi Islam
dengan nama studi wilayah. Jadi dari namanya bukan studi Islam, tetapi
didalamnya masuk juga studi Islam. Bahkan di Jepangpun ada universitas yang
menawarkan Islamic Studies, dan adapula organisasi peminat Islamic Studies.
Organisasi yang dimaksud adalah Association for Islamic Studies in Japan
(AISJ). Organisasi ini bertujuan untuk melakukan penelitian di bidang Studi
Islam dan menjaga kontak dengan institusi-institusi Islam di dunia.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Latar belakang Berkembanganya Studi Islam
di Dunia Barat adalah disebabkan para pelajar barat yang datang ke Jazirah
Arabiyah untuk belajar. Disamping itu juga mereka telah berhasil menterjemahkan
karya-karya ilmuan muslim kedalam bahasa latin.
Kontak pertama antara dunia barat dengan
dunia Islam adalah melalui kontak perguruan tinggi. Bahwa sejumlah ilmuan dan
tokoh-tokoh barat datang kesejumlah perguruan tinggi, laboratorium,
observatorium, dan pusat-pusat studi Islam untuk memperdalam ilmu pengetahuan
dan teknologi. Di dunia Islam belahan timur, perguruan tinggi berkedudukan di
Baghdad (Irak) dan di Kairo (Mesir), sementara di belahan barat berkedudukan di
Cordova.
Bentuk lain dari kontak dunia muslim
dengan dunia barat pada fase pertama adalah penyalinan manuskrip-manuskrip
kedalam bahasa Latin sejak abad ke-13 Masehi hingga bangkitnya zaman kebangunan
(Renaissance) di Eropa pada abad ke-14.
Kedatangan Muslim fase kedua ke dunia
barat, khususnya Eropa Barat dilatarbelakangi oleh dua alasan pokok,
yakni:alasan politik dan alasan ekonomi. Alasan politik adalah kesepakatan
kedua Negara, yang satu sebagai bekas penjajah, sementara yang satunya sebagai
bekas jajahan. Adapun alasan ekonomi adalah untuk mencukupi tenaga buruh yang
dibutuhkan Negara-negara Eropa barat.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution,
Khoiruddin, 2009. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta: Academia.
Gibb, H.A.R . 1990. Aliran-Aliran Moderen dalam Islam,
ter.Mavhnun Husein, Jakarta:Rajawali Pers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar