Senin, 20 April 2015

MAKALAH PERSPEKTIF TEKHNOLOGI PENDIDIKAN DI ERA DIGITAL

MAKALAH PERSPEKTIF TEKHNOLOGI PENDIDIKAN DI ERA DIGITAL


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tujuan  teknologi pengajaran ialah untuk mengubah dan memberi kesan terhadap pembelajaran. Pembelajaran adalah matlamat, manakala pengajaran adalah cara untuk mencapai matlamat ini.[1]
Selain mewujudkan pengajar yang kompeten, tumpuan utama teknologi pendidikan  ialah untuk menghasilkan pengajaran yang berkesan. Pengajaran yang berkesan membolehkan pelajar memperoleh kemahiran, pengetahuan dan sikap yang diharapkan. Pengajaran yang dirancang dengan teliti dan lengkap membantu mewujudkan keyakinan, kepercayaan dan perasaan hormat pelajar terhadap pengajar sekaligus membantu pembinaan disiplin yang positif
Teknologi pendidikan perlu dititik beratkan dalam penyampaian kandungan pengajaran dan pembelajaran oleh guru. Murid-murid perlu dibawa keluar daripada kepompong ciri-ciri pembelajaran abad ke-19, antaranya, guru ibarat pelayan komputer (server) yang meyimpan beribu-ribu maklumat dan murid ibarat cakera keras (hard disk) tanpa memori yang menunggu untuk diisi. Gaya pembelajaran terkini, seperti yang ditegaskan dalam Kurikulum Standard Sekolah Rendah (KSSR), menyarankan penggunaan berbagai pendekatan seperti pembelajaran secara hands-on, kontekstual, konstruktivisme dan masteri; melalui permainan dan inkuiri penemuan; dan berasaskan projek. Pendekatan yang digunakan haruslah memberi peluang yang tidak terhad kepada murid dan mengambil kira tahap kecerdasan murid. Ini adalah selaras dengan gaya pembelajaran abad ke-21 yang berpaksikan literasi era digital, murid berfikir secara kreatif dan inovatif, kemahiran komunikasi yang berkesan dan penghasilan kerja yang tinggi.
Berdasarkan hal diatas, maka pada kesempatan ini penulis akan membahas mengenai perspektif tekhnologi pendidikan di era digital, yang akan penulis uraikan pada bab selanjutnya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Tekhnologi Pendidikan?
2.      Bagaimana Perspektif Tekhnologi Pendidikan di Era Digital?
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Tekhnologi Pendidikan
Terminologi teknologi berasal dari kata “textere” (bahasa Latin) yang artinya “to weave or construct”, menenun atau membangun.
Dalam bahasa Yunani teknologi berasal dari kata “Technologia” yang menurut Webster Dictionary berarti systematetic treatment atau penanganan sesuatu secara sistematis. Arti lain dari Teknologi diambil dari kata Techne sebagai dasar yaitu art, skill dan science yang berarti keahlian, keterampilan, dan ilmu.[2] 
Di samping itu teknologi juga di artikan sebagai kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta yang berdasarkan proses teknis; ilmu  teknik.[3] Secara terminologis Yusuf Hadimiarsa dalam bukunya mengatakan, bahwa teknologi merupakan keseluruhan sistem untuk mengelola hasil hingga melahirkan nilai tambah.[4]
Sedangkan pendidikan adalah suatu proses untuk memanusiakan manusia sehingga membuat manusia mempunyai kehidupan berbudaya.[5]
Tekhnologi Pendidikan adalah kajian dan praktik untuk membantu proses belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber teknologi yang memadai. Istilah teknologi pendidikan sering dihubungkan dengan teori belajar dan pembelajaran. Bila teori belajar dan pembelajaran mencakup proses dan sistem dalam belajar dan pembelajaran, teknologi pendidikan mencakup sistem lain yang digunakan dalam proses mengembangkan kemampuan manusia.[6]
Jadi  Tekhnologi Pendidikan Merupakan pengembangan, penerapan dan penilaian sistem-sistem, teknik dan alat Bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar siswa.

B.     Perspektif Tekhnologi Pendidikan di Era Digital
1.      TIK dalam Pendidikan di Indonesia[7]
Landasan Strategis pengembangan dan pemanfaatan TIK dalam pendidikan di Indonesia sudah cukup baik. Pertama kita mempunyai Keputusan Presiden Nomor 20 tahun 2006 tentang Dewan TIK Nasional. Selain itu, kita mempunyai Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2008 yang di antaranya meliputi masalah jaringan pendidikan nasional dan interneyt untuk SMA dan sederajat. Begitu juga Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 38 tahun 2008 tentang pengelolaan TIK di lingkungan Depdiknas. Tambahan pula Rencana Strategis Depdiknas 2005-2009 yang antara lain meliput pengembangan dan penggunaan TIK dalam upaya perbaikan pendidikan. Lebih ditegaskan lagi, pada dua tahun terakhir ini, Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat secara terus menerus menekankan dan memantau perlunya upaya sungguh-sungguh dari jajaran Depdiknas dalam mencapai sasaran minimal 1 perangkat komputer untuk setiap 20 siswa baik di tingkat SMA maupun SMP atau yang sederajat.
Dalam Renstra pendidikan nasional 2005-2009, peran TIK diharapkan mampu menunjang pilar kebijakan pendidikan: perluasan dan pemerataan akses pendidikan;
peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan; dan penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pendidikan. Dalam kaitan dengan akses pendidikan telah dimunculkan TV Edukasi sejak tahun 2004 yang merupakan televisi yang mengkhususkan pada siaran pendidikan, termasuk program pembelajaran. Selain itu sejak 2006, jaringan pendidikan nasional, yang lebih dikenal dengan kependekan Jardiknas, telah dikembangkan yang dapat dimanfaatkan guna keperluan komunikasi data administrasi, konten pembelajaran, serta informasi dan kebijakan pendidikan.
TV Edukasi menurut Gani (2008) telah berkembang dengan jumlah perangkat penerima siaran TV untuk SMP dan MTs yang cukup besar: 80.275 unit Pesawat TV, 33.679 unit DVD Player, 17.412 unit TVRO (Parabola), 2.515 unit Genset (Generator), 50 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan pada saat ini didukung 70 TV Lokal/Kabel sebagai Mitra TVE. Pola Siaran TVE meliputi informasi, tutorial dan pengayaan. Informasi mencakup berita, pola siaran yang berisikan kebijakan, profil guru, dan lain sebagainya. Tutorial yang berkaitan dengan pendidikan formal berisikan materi pembelajaran berdasarkan kurikulum Program SD, SMP, SMA, SMK, PJJ S-1 PGSD konsorsium dan Program S1 PGSD Non Konsorsium. Sedangkan pengayaan berisikan materi pengkayaan dan materi yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi Guru.
Jaringan pendidikan nasional pada tahun 2008 ini menghubungkan 24.015 nodes, sesuai dengan Inpres No. 5/2008. Nodes sebanyak itu tersebar pada zona kantor dan zona perguruan tinggi sebanyak 1072 nodes, zona sekolah 15.000 nodes, dan zona perorangan/guru (KKG/MGMP) 7.943 nodes. Jardiknas zona sekolah meliputi 15.000 sekolah: 4.336 SMA, 3.488 SMK, 2.678 MA, 3.057 SMP, 939 MTs, 343 SD, 121 MI, dan 38 SLB.
Terdapat pula upaya lain yaitu penyediaan Internet gratis yang telah dirancang menghubungkan 17.000 SMA dan sederajat. Dirancang adanya schoolNet kelompok SMA dan sederajat melalui Jardiknas Depdiknas: 4.336 SMA, 3.488 SMK, dan 2.678 MA. Selain itu 6.498 sekolah pada tingkat SMA dan yang sederajat dirancang memperoleh penyediaan Internet gratis ini melalui inisiasi CSR DeTIKNas.
Dalam penguatan implementasi Jardiknas dilakukan berbagai upaya seperti standarisasi berdasarkan Permendiknas nomor 38/2008 yang meliputi standarisasi pengelolaan, sistem, konten, SDM TIK, dan keamanan. Selain itu terdapat pelatihan pengembangan TIK untuk guru yang meliputi pengembang TIK untuk TV Edukasi, TIK berbasis online, dan TUK untuk PJJ.

2.      Mengajar dengan Tekhnologi
Penemuan macam-macam alat dan mesin mempengaruhi dan mengubah cara hidup, norma-norma, cara berfikir dan cara kerja manusia. Alat-alat teknologi juga mempengaruhi pembelajaran, antara lain metode penyampian dan cara penilaian. [8]
Manusia abad ke-21 ini hidup dalam lingkungan yang berlumuran dengan teknologi dan media, yang ditandai dengan berlimpah-ruahnya informasi, perubahan alat teknologi yang amat cepat, dan kemampuan berkolaborasi dalam skala yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Seseorang yang hidup di abad ke-21 ini, kalau mau efektif, dituntut untuk memperlihatkan serangkaian keterampilan fungsional dan berpikir kritis yang bertemali dengan informasi, media dan teknologi.
Ada tiga kemelekan yang diperlukan dalam hal ini: information literacy, media literacy, dan ICT literacy. [9]
-          Information literacy atau kemelekan informasi ditandai dengan kemampuan mengakses informasi secara efisien dan efektif, mengevaluasi informasi secara kritis dan kompeten, dan menggunakan informasi secara akurat dan kreatif guna menangani isu atau permasalahan yang dihadapi. Selain itu kemelekan informasi ditandai dengan pemahaman fundamental berkenaan dengan isu etis dan legal dalam hal mengakses dan menggunakan informasi.
-          Kemelekan media (media literacy) ditunjukkan dengan pemahaman bagaimana media itu dibentuk, untuk maksud apa, dan menggunakan alat, ciri dan konvensi apa. Selain itu individu yang melek media bisa mengamati bagaimana orang menafsirkan pesan secara berbeda, bagaimana nilai-nilai dan pandangan diliput atau disisihkan, dan bagaimana media bisa mempengaruhi keyakinan dan perilaku. Begitu juga orang yang melek media itu akan mempunyai pemahaman mendasar bekenaan dengan isu etis dan legal sekaitan dengan media itu sendiri.
-          Dengan ICT literacy atau kemelekan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), seseorang akan menggunakan teknologi digital, alat komunikasi dan atau jejaring yang tepat untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi, dan membuat informasi agar bisa berfungsi dalam ekonomi berbasis pengetahuan. Ia juga akan mampu menggunakan teknologi sebagai alat untuk meneliti, mengorganisasikan, mengevaluasi, dan mengomunikasikan informasi, dan tentu saja pemahaman berkenaan dengan isu etis an legal yang berkaitan dengan ini.

Teknologi di Ruang Kelas bukan hal yang baru. Tape recorder, laboratorium, dan video telah muncul sejak tahun 1960-an, dan masih digunakan sampai saat ini. Bahan-bahan pelajaran berbasis komputer telah muncul sejak awal 1980-an. Dalam pengajaran bahasa, misalnya, ada CALL (Computer Assisted Language Learning), yang dalam program awalnya menuntut siswa untuk merespon terhadap stimulus pada layar komputer dan mengerjakan perintah seperti melengkapi rongga pada teks, mencocokkan bagian-bagian kalimat dan mengerjakan soal-soal pilihan berganda. Setelah akses kepada TIK lebih meluas lagi, maka program belajar berbasis komputer pun melebar dengan pemakaian Internet dan dengan berbagai program dan alat berbasis web.
Word Processor merupakan alat piranti lunak yang paling dasar. Guru dapat menyiapkan, menciptakan, menyimpan dan berbagi bahan untuk pengajarannya dengan program word processing ini. Guru dapat memanfaatkan piranti lunak ini untuk mempercantik bahan ajarannya dengan misalnya menyisipkan gambar dan link yang bisa ditindak-lanjuti oleh para siswanya. Selain itu guru dapat membuat berbagai format untuk bahan yang dibuatnya, dan juga memanfaatkan alat ‘document tracking’ atau ‘versioning’ yang dengan itu dokumen bisa digunakan dan dimanfaatkan bersama, dan teknik highlighting dalam teks itu dapat dipakai untuk mengoreksi dan mencek asal mula koreksi itu sendiri. Siswa dapat menggunakannya baik di kelas maupun di luar kelas, untuk mempraktekan kemampuan menulis, mendeskripsikan tugas-tugas, menyimpan berbagai bahan pelajaran, dan menyuguhkan hasil karyanya. Siswa dengan word processing dapat melampiaskan kreativitasnya secara bebas dengan berbagai kemudahan di dalamnya.
Menggunakan Website merupakan salah satu cara yang boleh dikatakan termudah di kelas dalam kaitan dengan pemanfaatan teknologi. Web atau laman merupakan sumber yang dapat dijadikan jendela yang terbuka terhadap dunia yang lebih luas di luar kelas, dan sekaligus merupakan tempat tersimpannya bahan autentik yang amat banyak. Guru dapat berkolaborasi dengan guru lain dalam memanfaatkan apa yang tersedia di website itu. Setiap orang mempunyai laman favorit masing-masing dan juga mempunyai pengalaman unik dalam menelusuri berbagai laman yang tersedia itu. Kolaborasi dan saling tukar informasi dalam pemakaian website itu biasasnya memperpendek waktu yang diperlukan untuk mencari bahan yang akan dibawa ke ruang kelas. Pencarian informasi melalui website biasanya dilakukan dengan menggunakan apa yang disebut dengan search engines. Begitu banyak search engines yang ada di Internet itu. Salah satu yang paling banyak digunakan adalah Google, dengan mengakses www.google.com.
Proyek berbasis Internet dapat dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar karena guru dapat secara terstruktur meramu Internet ke dalam kegiatan mengajarnya. Projek seperti ini dapat dilakukan dengan manfaat yang banyak seperti mengembangkan kolaborasi dan mendorong interaksi di antara para siswa itu sendiri. Projek berbasis internet dapat dimulai dengan topik sederhana seperti pencarian aktor atau aktris terkenal saat ini, atau topik yang lebih berat seperti masalah pemanasan global. Dengan diberi tugas yang jelas seperti liputan biografis, faktual, pandangan atau pendapat, siswa dapat memulai projeknya dengan menemukan sumber-sumber di Internet. Tentu saja sebelumnya, perlu diuraikan kepada para siswa itu apa tujuan yang ingin dicapai dengan projek itu.
Menggunakan email merupakan kegiatan yang tampaknya paling banyak dilakukan oleh para pemanfaat TIK. Email dapat membantu siswa dan juga guru untuk terhubung satu sama lain di seluruh dunia ini melalui apa yang disebut dengan mailing lists dan discussion groups. Begitu juga guru dapat berkomunikasi dengan siswanya di luar kelas dengan tidak terikat oleh waktu. Karya-karya tulis siswa dapat dengan bebas diantarkan kepada gurunya lewat alamat email guru itu, begitu juga umpan balik dari guru dapat diberikan melalui alamat emai siswa itu sendiri.
Dalam penyelenggaraan pembelajaran telah muncul e-learning yang merujuk pada pembelajaran yang terjadi dengan menggunakan teknologi, seperti Internet, CD-ROM, dan alat-alat portabel seperti HP atau pemutar MP3. Ada beberapa istilah dalam dunia pendidikan yang bertalian dengan e-learning yaitu, seperti pembelajaran jarak jauh (distance learning), pembelajaran terbuka (open learning), pembelajaran online (online learning), dan pembelajaran campuran (blended learning). Dalam kaitan dengan pembelajaran online dikenal istilah virtual learning environment yang merupakan platform pembelajaran yang dengan melalui itu pembelajaran online dilaksanakan.

3.      Perspektif Tekhnologi Pendidikan di Era Digital
Dua dasawarsa lalu, disparitas pendidikan antara kota dengan desa begitu curam. Terutama dalam teknologi media pendidikan. Teknologi media pendidikan ketika itu hanya ada di kota-kota besar. Namun kini berkat teknologi berformat digital, salah satunya internet, yang semakin berkembang menjadikan jurang pemisah antara pendidikan kota dengan desa dapat dipersempit.  Bahkan, membuat pendidikan kita desawa ini lebih berwarna.
Lantas, warna apa saja yang diberikan oleh teknologi digital? Jawabannya ada dipemaparan berikut ini:[10]
Ø  Tak ada lagi batasan geografis.
Sebelum internet digunakan secara luas, bangsa kita mengalami kesulitan dalam distribusi buku pelajaran dan soal-soal. Bayangkan saja betapa sulit, butuh waktu dan mahalnya pengiriman buku teks pelajaran dari Jakarta ke daerah-daerah.
Kini, berkat internet batas geografis menjadi kabur. Pengiriman teks pelajaran menjadi lebih mudah dan efisien. Buku Sekolah Elektronik (BSE) adalah contohnya. Dengan format digital, BSE yang diunggah ke internet dapat dengan mudah diakses dan diunduh oleh berbagai pihak. Pencetakannya juga mudah, karena tiap orang di mana pun dapat mencetaknya, jadi tidak perlu lagi orang Jakarta yang mengirim ke berbagai daerah.
Ø  Dunia tanpa tidur.
Internet merupakan sumber informasi yang tidak terbatas dan dapat diakses kapan dan dimana pun. Karena akses informasi di internet tidak dibatasi oleh waktu karena dunia maya yang dihadirkan secara global tidak pernah tidur. Dengan kata lain, kita dapat melakukan pencarian informasi melalui internet kapan saja selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Sedangkan sumber-sumber tercetak mempunyai keterbatasan akses yaitu tempat dan waktu serta kebaruan dari koleksi tersebut.
Ø  Dunia tempat bimbel seru.
Internet juga menyediakan kegiatan pembelajaran interaktif seperti fasilitas e-learning yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga tertentu yang dapat meningkatkan kemampuan intelektual kita, seperti sekolah menulis online, bimbel online dan sebagainya. Tentu saja dengan menjadi anggota pada kegiatan tersebut dan mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh lembaga-lembaga tersebut.
Kemendikbud juga meluncurkan portal belajar bernama Rumah Belajar. Alamat portal ini adalah belajar.kemendiknas.go.id. portal ini berisi modul dan kelas bimbel online untuk tingkat SD sampai SMA.
Ø  Dunia yang tidak kaku.
Teknologi digital memiliki berbagai format yang memanjakan mata. Dunia pendidikan tidak lagi kaku dengan tampilan papan tulis, gambar, atau radio. Berkat teknologi digital kita bisa melihat tampilan yang interaktif, animasi seru, dan tampilan audio visual yang memudahkan murid menyerap pelajaran.
Ø  Dunia Diskusi.
Internet memungkinkan kita untuk dapat berdiskusi dengan teman-teman sebaya atau setingkat mengenai berbagai hal jika kita memasuki mailing list atau melakukan chatting.
Dari hal diatas,  banyak warna/ hal yang bermanfaat yang diberikan oleh teknologi digital terhadap dunia pendidikan kita. Khususnya internet. Menjadikan dunia pendidikan menjadi lebih berwarna dan menarik. Tentu saja tujuannya adalah membuat pendidikan kita berkualitas. Untuk itu, pemanfaatan teknologi digital bagi pendidikan ini perlu lagi dikembangkan. Contohnya dengan membuat/mengadakan berbagai lomba untuk mengasah keterampilan siswa dalam memanfaatkan teknologi agar terlahir karya-karya masterpiece dari para pelajar kita.


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
v  Tekhnologi Pendidikan Merupakan pengembangan, penerapan dan penilaian sistem-sistem, teknik dan alat Bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar siswa.
v  Landasan Strategis pengembangan dan pemanfaatan TIK dalam pendidikan di Indonesia adalah:
-          Keputusan Presiden Nomor 20 tahun 2006 tentang Dewan TIK Nasional.
-          Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2008 yang di antaranya meliputi masalah jaringan pendidikan nasional dan interneyt untuk SMA dan sederajat.
-          Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 38 tahun 2008 tentang pengelolaan TIK di lingkungan Depdiknas.
v  Ada tiga kemelekan yang diperlukan dalam hal ini: information literacy, media literacy, dan ICT literacy.
v  Dalam penyelenggaraan pembelajaran telah muncul e-learning yang merujuk pada pembelajaran yang terjadi dengan menggunakan teknologi, seperti Internet, CD-ROM, dan alat-alat portabel seperti HP atau pemutar MP3.
v  Ada beberapa istilah dalam dunia pendidikan yang bertalian dengan e-learning yaitu, seperti pembelajaran jarak jauh (distance learning), pembelajaran terbuka (open learning), pembelajaran online (online learning), dan pembelajaran campuran (blended learning). Dalam kaitan dengan pembelajaran online dikenal istilah virtual learning environment yang merupakan platform pembelajaran yang dengan melalui itu pembelajaran online dilaksanakan.
v  Dengan adanya teknologi berformat digital, salah satunya internet, yang semakin berkembang menjadikan jurang pemisah antara pendidikan kota dengan desa dapat dipersempit.  Bahkan, membuat pendidikan kita dewasa ini lebih berwarna. Tentu saja tujuannya adalah membuat pendidikan kita berkualitas. Untuk itu, pemanfaatan teknologi digital bagi pendidikan ini perlu lagi dikembangkan.


DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Dessy. 2001. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Abditama.
Hadimiarsa, Yusuf. 1986. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
Nasution. 1994. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Pidarta. Made. 1997. Landasan Kependidikan. Yakarta: Rineka Cipta.

Prof. Dr. H. Fuad Abdul Hamied, Ph.D. Model Pembelajaran inovatif di Era Global. Diakses melalui http://www.ispi.or.id/2010/05/07/38/ pada tanggal 22 November 2014 pukul 22:52 WIB.
Sumayyah Zakaria. Peranan dan Kepentingan Tekhnologi Pendidikan. Diakses melalui: http://sumaiyyahzakariaa137439.wordpress.com/teknologi-pendidikan/peranan-dan-kepentingan-teknologi-pendidikan/ pada tanggal 24 November 2014 Pukul 23: 11 WIB.
Jahuri. 2012. Makalah Tekhnologi Pendidikan. Diakses melalui  http://jahurilatansamashiro.blogspot.com/2012/10/makalah-teknologi-pendidikan.html pada tanggal 24 November 2014 Pukul 22:00 WIB.
Wikipedia. 2014. Pengertian Tekhnologi Pendidikan. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_pendidikan. pada tanggal 24 November 2014 Pukul 22:27 WIB.
Prof. Dr. H. Fuad Abdul Hamied, Ph.D. 2010.  Model Pembelajaran inovatif di Era Global.  Diakses melalui http://www.ispi.or.id/2010/05/07/38/ pada tanggal 22 November 2014 pukul 22:52 WIB.
Ahmad Yunus. 2012.  Pendidikan Yang Lebih Berwarna Berkat Tekhnologi Digital. https://penayunus.wordpress.com/2012/06/11/pendidikan-yang-lebih-berwarna-berkat-teknologi-digital/. Diakses pada tanggal 24 November 2014 Pukul 23:34 WIB.



[1] Sumayyah Zakaria. Peranan dan Kepentingan Tekhnologi Pendidikan. Diakses melalui: http://sumaiyyahzakariaa137439.wordpress.com/teknologi-pendidikan/peranan-dan-kepentingan-teknologi-pendidikan/ pada tanggal 24 November 2014 Pukul 23: 11 WIB.
[2]Jahuri. 2012. Makalah Tekhnologi Pendidikan. Diakses melalui  http://jahurilatansamashiro.blogspot.com/2012/10/makalah-teknologi-pendidikan.html pada tanggal 24 November 2014 Pukul 22:00 WIB.
[3] Dessy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Karya Abditama, 2001), 498.
[4] Yusuf Hadimiarsa, Teknologi Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1986), 4
[5] Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Yakarta: Rineka Cipta. Hal 2.
[6]Wikipedia. 2014. Pengertian Tekhnologi Pendidikan. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_pendidikan. pada tanggal 24 November 2014 Pukul 22:27 WIB.
[7] Prof. Dr. H. Fuad Abdul Hamied, Ph.D. 2010.  Model Pembelajaran inovatif di Era Global.  Diakses melalui http://www.ispi.or.id/2010/05/07/38/ pada tanggal 22 November 2014 pukul 22:52 WIB.
[8] Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), 113.
[9] Ibid,.
[10] Ahmad Yunus. 2012.  Pendidikan Yang Lebih Berwarna Berkat Tekhnologi Digital. https://penayunus.wordpress.com/2012/06/11/pendidikan-yang-lebih-berwarna-berkat-teknologi-digital/. Diakses pada tanggal 24 November 2014 Pukul 23:34 WIB.

1 komentar:

  1. Titanium Athletics
    Find a edc titanium list of teams from a ford fiesta titanium great start of apple watch stainless steel vs titanium the 2016 Season. · 4) Team ID · Team ID · Team ID titanium chords · Team ID · Team ID. titanium nose jewelry

    BalasHapus