MAKALAH PERSPEKTIF TEKHNOLOGI PENDIDIKAN DI ERA DIGITAL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan teknologi
pengajaran ialah untuk mengubah dan memberi kesan terhadap pembelajaran.
Pembelajaran adalah matlamat, manakala pengajaran adalah cara untuk mencapai
matlamat ini.[1]
Selain mewujudkan pengajar
yang kompeten, tumpuan utama teknologi pendidikan ialah untuk
menghasilkan pengajaran yang berkesan. Pengajaran yang berkesan membolehkan
pelajar memperoleh kemahiran, pengetahuan dan sikap yang diharapkan. Pengajaran
yang dirancang dengan teliti dan lengkap membantu mewujudkan keyakinan,
kepercayaan dan perasaan hormat pelajar terhadap pengajar sekaligus membantu
pembinaan disiplin yang positif
Teknologi pendidikan perlu
dititik beratkan dalam penyampaian kandungan pengajaran dan pembelajaran oleh
guru. Murid-murid perlu dibawa keluar daripada kepompong ciri-ciri pembelajaran
abad ke-19, antaranya, guru ibarat pelayan komputer (server) yang meyimpan beribu-ribu maklumat dan murid ibarat cakera
keras (hard disk) tanpa memori yang
menunggu untuk diisi. Gaya pembelajaran terkini, seperti yang ditegaskan dalam
Kurikulum Standard Sekolah Rendah (KSSR), menyarankan penggunaan berbagai
pendekatan seperti pembelajaran secara hands-on,
kontekstual, konstruktivisme dan masteri;
melalui permainan dan inkuiri penemuan; dan berasaskan projek. Pendekatan yang
digunakan haruslah memberi peluang yang tidak terhad kepada murid dan mengambil
kira tahap kecerdasan murid. Ini adalah selaras dengan gaya pembelajaran abad
ke-21 yang berpaksikan literasi era digital, murid berfikir secara kreatif dan
inovatif, kemahiran komunikasi yang berkesan dan penghasilan kerja yang tinggi.
Berdasarkan hal diatas, maka
pada kesempatan ini penulis akan membahas mengenai perspektif tekhnologi
pendidikan di era digital, yang akan penulis uraikan pada bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Tekhnologi Pendidikan?
2.
Bagaimana Perspektif Tekhnologi
Pendidikan di Era Digital?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tekhnologi Pendidikan
Terminologi
teknologi berasal dari kata “textere”
(bahasa Latin) yang artinya “to weave or
construct”, menenun atau membangun.
Dalam
bahasa Yunani teknologi berasal dari kata “Technologia”
yang menurut Webster Dictionary berarti systematetic treatment atau penanganan
sesuatu secara sistematis. Arti lain dari Teknologi diambil dari kata Techne sebagai dasar yaitu art, skill
dan science yang berarti keahlian,
keterampilan, dan ilmu.[2]
Di samping itu
teknologi juga di artikan sebagai kemampuan teknik yang berlandaskan
pengetahuan ilmu eksakta yang berdasarkan proses teknis; ilmu teknik.[3]
Secara terminologis Yusuf Hadimiarsa dalam bukunya mengatakan, bahwa teknologi
merupakan keseluruhan sistem untuk mengelola hasil hingga melahirkan nilai
tambah.[4]
Sedangkan
pendidikan adalah suatu proses untuk memanusiakan manusia sehingga membuat
manusia mempunyai kehidupan berbudaya.[5]
Tekhnologi
Pendidikan adalah kajian dan praktik untuk membantu proses belajar dan
meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan, dan mengelola proses dan
sumber teknologi yang memadai. Istilah teknologi pendidikan sering
dihubungkan dengan teori belajar dan pembelajaran.
Bila teori belajar dan pembelajaran mencakup proses dan sistem dalam belajar
dan pembelajaran, teknologi pendidikan mencakup sistem lain yang digunakan
dalam proses mengembangkan kemampuan manusia.[6]
Jadi
Tekhnologi Pendidikan Merupakan pengembangan, penerapan dan penilaian
sistem-sistem, teknik dan alat Bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses
belajar siswa.
B. Perspektif Tekhnologi Pendidikan di
Era Digital
Landasan Strategis pengembangan dan pemanfaatan TIK
dalam pendidikan di Indonesia sudah cukup baik. Pertama kita mempunyai
Keputusan Presiden Nomor 20 tahun 2006 tentang Dewan TIK Nasional. Selain itu,
kita mempunyai Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2008 yang di antaranya meliputi
masalah jaringan pendidikan nasional dan interneyt untuk SMA dan sederajat.
Begitu juga Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 38 tahun 2008 tentang
pengelolaan TIK di lingkungan Depdiknas. Tambahan pula Rencana Strategis Depdiknas
2005-2009 yang antara lain meliput pengembangan dan penggunaan TIK dalam upaya
perbaikan pendidikan. Lebih ditegaskan lagi, pada dua tahun terakhir ini,
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat secara terus menerus menekankan
dan memantau perlunya upaya sungguh-sungguh dari jajaran Depdiknas dalam
mencapai sasaran minimal 1 perangkat komputer untuk setiap 20 siswa baik di
tingkat SMA maupun SMP atau yang sederajat.
Dalam Renstra pendidikan nasional 2005-2009, peran
TIK diharapkan mampu menunjang pilar kebijakan pendidikan: perluasan dan
pemerataan akses pendidikan;
peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan; dan penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pendidikan. Dalam kaitan dengan akses pendidikan telah dimunculkan TV Edukasi sejak tahun 2004 yang merupakan televisi yang mengkhususkan pada siaran pendidikan, termasuk program pembelajaran. Selain itu sejak 2006, jaringan pendidikan nasional, yang lebih dikenal dengan kependekan Jardiknas, telah dikembangkan yang dapat dimanfaatkan guna keperluan komunikasi data administrasi, konten pembelajaran, serta informasi dan kebijakan pendidikan.
peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan; dan penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pendidikan. Dalam kaitan dengan akses pendidikan telah dimunculkan TV Edukasi sejak tahun 2004 yang merupakan televisi yang mengkhususkan pada siaran pendidikan, termasuk program pembelajaran. Selain itu sejak 2006, jaringan pendidikan nasional, yang lebih dikenal dengan kependekan Jardiknas, telah dikembangkan yang dapat dimanfaatkan guna keperluan komunikasi data administrasi, konten pembelajaran, serta informasi dan kebijakan pendidikan.
TV Edukasi menurut Gani (2008) telah berkembang
dengan jumlah perangkat penerima siaran TV untuk SMP dan MTs yang cukup besar:
80.275 unit Pesawat TV, 33.679 unit DVD Player, 17.412 unit TVRO (Parabola),
2.515 unit Genset (Generator), 50 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS),
dan pada saat ini didukung 70 TV Lokal/Kabel sebagai Mitra TVE. Pola Siaran TVE
meliputi informasi, tutorial dan pengayaan. Informasi mencakup berita, pola
siaran yang berisikan kebijakan, profil guru, dan lain sebagainya. Tutorial
yang berkaitan dengan pendidikan formal berisikan materi pembelajaran
berdasarkan kurikulum Program SD, SMP, SMA, SMK, PJJ S-1 PGSD konsorsium dan
Program S1 PGSD Non Konsorsium. Sedangkan pengayaan berisikan materi pengkayaan
dan materi yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi Guru.
Jaringan pendidikan nasional pada tahun 2008 ini
menghubungkan 24.015 nodes, sesuai dengan Inpres No. 5/2008. Nodes sebanyak itu
tersebar pada zona kantor dan zona perguruan tinggi sebanyak 1072 nodes, zona
sekolah 15.000 nodes, dan zona perorangan/guru (KKG/MGMP) 7.943 nodes.
Jardiknas zona sekolah meliputi 15.000 sekolah: 4.336 SMA, 3.488 SMK, 2.678 MA,
3.057 SMP, 939 MTs, 343 SD, 121 MI, dan 38 SLB.
Terdapat pula upaya lain yaitu penyediaan Internet
gratis yang telah dirancang menghubungkan 17.000 SMA dan sederajat. Dirancang
adanya schoolNet kelompok SMA dan sederajat melalui Jardiknas Depdiknas: 4.336
SMA, 3.488 SMK, dan 2.678 MA. Selain itu 6.498 sekolah pada tingkat SMA dan
yang sederajat dirancang memperoleh penyediaan Internet gratis ini melalui
inisiasi CSR DeTIKNas.
Dalam penguatan implementasi Jardiknas dilakukan
berbagai upaya seperti standarisasi berdasarkan Permendiknas nomor 38/2008 yang
meliputi standarisasi pengelolaan, sistem, konten, SDM TIK, dan keamanan.
Selain itu terdapat pelatihan pengembangan TIK untuk guru yang meliputi
pengembang TIK untuk TV Edukasi, TIK berbasis online, dan TUK untuk PJJ.
2. Mengajar dengan Tekhnologi
Penemuan macam-macam
alat dan mesin mempengaruhi dan mengubah cara hidup, norma-norma, cara berfikir
dan cara kerja manusia. Alat-alat teknologi juga mempengaruhi pembelajaran,
antara lain metode penyampian dan cara penilaian. [8]
Manusia abad ke-21 ini hidup dalam lingkungan yang
berlumuran dengan teknologi dan media, yang ditandai dengan berlimpah-ruahnya
informasi, perubahan alat teknologi yang amat cepat, dan kemampuan
berkolaborasi dalam skala yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Seseorang yang
hidup di abad ke-21 ini, kalau mau efektif, dituntut untuk memperlihatkan
serangkaian keterampilan fungsional dan berpikir kritis yang bertemali dengan
informasi, media dan teknologi.
Ada tiga kemelekan yang diperlukan dalam hal ini: information literacy, media literacy, dan
ICT literacy. [9]
-
Information
literacy atau kemelekan informasi ditandai dengan kemampuan
mengakses informasi secara efisien dan efektif, mengevaluasi informasi secara
kritis dan kompeten, dan menggunakan informasi secara akurat dan kreatif guna
menangani isu atau permasalahan yang dihadapi. Selain itu kemelekan informasi
ditandai dengan pemahaman fundamental berkenaan dengan isu etis dan legal dalam
hal mengakses dan menggunakan informasi.
-
Kemelekan media (media literacy)
ditunjukkan dengan pemahaman bagaimana media itu dibentuk, untuk maksud apa,
dan menggunakan alat, ciri dan konvensi apa. Selain itu individu yang melek
media bisa mengamati bagaimana orang menafsirkan pesan secara berbeda,
bagaimana nilai-nilai dan pandangan diliput atau disisihkan, dan bagaimana
media bisa mempengaruhi keyakinan dan perilaku. Begitu juga orang yang melek
media itu akan mempunyai pemahaman mendasar bekenaan dengan isu etis dan legal
sekaitan dengan media itu sendiri.
-
Dengan ICT literacy atau kemelekan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK), seseorang akan menggunakan teknologi digital, alat komunikasi dan atau
jejaring yang tepat untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi,
dan membuat informasi agar bisa berfungsi dalam ekonomi berbasis pengetahuan.
Ia juga akan mampu menggunakan teknologi sebagai alat untuk meneliti,
mengorganisasikan, mengevaluasi, dan mengomunikasikan informasi, dan tentu saja
pemahaman berkenaan dengan isu etis an legal yang berkaitan dengan ini.
Teknologi di Ruang Kelas bukan hal yang baru. Tape
recorder, laboratorium, dan video telah muncul sejak tahun 1960-an, dan masih
digunakan sampai saat ini. Bahan-bahan pelajaran berbasis komputer telah muncul
sejak awal 1980-an. Dalam pengajaran bahasa, misalnya, ada CALL (Computer Assisted Language Learning),
yang dalam program awalnya menuntut siswa untuk merespon terhadap stimulus pada
layar komputer dan mengerjakan perintah seperti melengkapi rongga pada teks,
mencocokkan bagian-bagian kalimat dan mengerjakan soal-soal pilihan berganda.
Setelah akses kepada TIK lebih meluas lagi, maka program belajar berbasis
komputer pun melebar dengan pemakaian Internet dan dengan berbagai program dan
alat berbasis web.
Word Processor
merupakan alat piranti lunak yang paling dasar. Guru dapat menyiapkan,
menciptakan, menyimpan dan berbagi bahan untuk pengajarannya dengan program
word processing ini. Guru dapat memanfaatkan piranti lunak ini untuk
mempercantik bahan ajarannya dengan misalnya menyisipkan gambar dan link yang
bisa ditindak-lanjuti oleh para siswanya. Selain itu guru dapat membuat
berbagai format untuk bahan yang dibuatnya, dan juga memanfaatkan alat ‘document tracking’ atau ‘versioning’ yang dengan itu dokumen bisa
digunakan dan dimanfaatkan bersama, dan teknik highlighting dalam teks itu
dapat dipakai untuk mengoreksi dan mencek asal mula koreksi itu sendiri. Siswa
dapat menggunakannya baik di kelas maupun di luar kelas, untuk mempraktekan
kemampuan menulis, mendeskripsikan tugas-tugas, menyimpan berbagai bahan
pelajaran, dan menyuguhkan hasil karyanya. Siswa dengan word processing dapat
melampiaskan kreativitasnya secara bebas dengan berbagai kemudahan di dalamnya.
Menggunakan Website merupakan salah satu cara yang
boleh dikatakan termudah di kelas dalam kaitan dengan pemanfaatan teknologi.
Web atau laman merupakan sumber yang dapat dijadikan jendela yang terbuka
terhadap dunia yang lebih luas di luar kelas, dan sekaligus merupakan tempat
tersimpannya bahan autentik yang amat banyak. Guru dapat berkolaborasi dengan
guru lain dalam memanfaatkan apa yang tersedia di website itu. Setiap orang
mempunyai laman favorit masing-masing dan juga mempunyai pengalaman unik dalam
menelusuri berbagai laman yang tersedia itu. Kolaborasi dan saling tukar
informasi dalam pemakaian website itu biasasnya memperpendek waktu yang
diperlukan untuk mencari bahan yang akan dibawa ke ruang kelas. Pencarian
informasi melalui website biasanya dilakukan dengan menggunakan apa yang
disebut dengan search engines. Begitu banyak search engines yang ada di Internet itu. Salah satu yang paling
banyak digunakan adalah Google, dengan mengakses www.google.com.
Proyek berbasis Internet dapat dilakukan dalam
kegiatan belajar mengajar karena guru dapat secara terstruktur meramu Internet
ke dalam kegiatan mengajarnya. Projek seperti ini dapat dilakukan dengan
manfaat yang banyak seperti mengembangkan kolaborasi dan mendorong interaksi di
antara para siswa itu sendiri. Projek berbasis internet dapat dimulai dengan
topik sederhana seperti pencarian aktor atau aktris terkenal saat ini, atau
topik yang lebih berat seperti masalah pemanasan global. Dengan diberi tugas
yang jelas seperti liputan biografis, faktual, pandangan atau pendapat, siswa
dapat memulai projeknya dengan menemukan sumber-sumber di Internet. Tentu saja
sebelumnya, perlu diuraikan kepada para siswa itu apa tujuan yang ingin dicapai
dengan projek itu.
Menggunakan email merupakan kegiatan yang tampaknya
paling banyak dilakukan oleh para pemanfaat TIK. Email dapat membantu siswa dan
juga guru untuk terhubung satu sama lain di seluruh dunia ini melalui apa yang
disebut dengan mailing lists dan discussion groups. Begitu juga guru dapat
berkomunikasi dengan siswanya di luar kelas dengan tidak terikat oleh waktu.
Karya-karya tulis siswa dapat dengan bebas diantarkan kepada gurunya lewat
alamat email guru itu, begitu juga umpan balik dari guru dapat diberikan
melalui alamat emai siswa itu sendiri.
Dalam penyelenggaraan pembelajaran telah muncul e-learning yang merujuk pada
pembelajaran yang terjadi dengan menggunakan teknologi, seperti Internet,
CD-ROM, dan alat-alat portabel seperti HP atau pemutar MP3. Ada beberapa
istilah dalam dunia pendidikan yang bertalian dengan e-learning yaitu, seperti pembelajaran jarak jauh (distance learning), pembelajaran terbuka
(open learning), pembelajaran online
(online learning), dan pembelajaran
campuran (blended learning). Dalam
kaitan dengan pembelajaran online dikenal istilah virtual learning environment yang merupakan platform pembelajaran yang dengan melalui itu pembelajaran online dilaksanakan.
3. Perspektif
Tekhnologi Pendidikan di Era Digital
Dua dasawarsa lalu, disparitas
pendidikan antara kota dengan desa begitu curam. Terutama dalam teknologi media
pendidikan. Teknologi media pendidikan ketika itu hanya ada di kota-kota besar.
Namun kini berkat teknologi berformat digital, salah satunya internet, yang
semakin berkembang menjadikan jurang pemisah antara pendidikan kota dengan desa
dapat dipersempit. Bahkan, membuat
pendidikan kita desawa ini lebih berwarna.
Lantas, warna apa saja yang diberikan
oleh teknologi digital? Jawabannya ada dipemaparan berikut ini:[10]
Ø Tak ada lagi batasan geografis.
Sebelum
internet digunakan secara luas, bangsa kita mengalami kesulitan dalam
distribusi buku pelajaran dan soal-soal. Bayangkan saja betapa sulit, butuh
waktu dan mahalnya pengiriman buku teks pelajaran dari Jakarta ke
daerah-daerah.
Kini,
berkat internet batas geografis menjadi kabur. Pengiriman teks pelajaran menjadi
lebih mudah dan efisien. Buku Sekolah Elektronik (BSE) adalah contohnya. Dengan
format digital, BSE yang diunggah ke internet dapat dengan mudah diakses dan
diunduh oleh berbagai pihak. Pencetakannya juga mudah, karena tiap orang di
mana pun dapat mencetaknya, jadi tidak perlu lagi orang Jakarta yang mengirim
ke berbagai daerah.
Ø Dunia tanpa tidur.
Internet
merupakan sumber informasi yang tidak terbatas dan dapat diakses kapan dan
dimana pun. Karena akses informasi di internet tidak dibatasi oleh waktu karena
dunia maya yang dihadirkan secara global tidak pernah tidur. Dengan kata lain,
kita dapat melakukan pencarian informasi melalui internet kapan saja selama 24
jam sehari dan 7 hari seminggu. Sedangkan sumber-sumber tercetak mempunyai
keterbatasan akses yaitu tempat dan waktu serta kebaruan dari koleksi tersebut.
Ø Dunia tempat bimbel seru.
Internet
juga menyediakan kegiatan pembelajaran interaktif seperti fasilitas e-learning yang diselenggarakan oleh
lembaga-lembaga tertentu yang dapat meningkatkan kemampuan intelektual kita,
seperti sekolah menulis online, bimbel online dan sebagainya. Tentu saja dengan
menjadi anggota pada kegiatan tersebut dan mengikuti ketentuan yang ditetapkan
oleh lembaga-lembaga tersebut.
Kemendikbud
juga meluncurkan portal belajar bernama Rumah Belajar. Alamat portal ini
adalah belajar.kemendiknas.go.id. portal ini berisi modul dan kelas bimbel
online untuk tingkat SD sampai SMA.
Ø Dunia yang tidak kaku.
Teknologi
digital memiliki berbagai format yang memanjakan mata. Dunia pendidikan tidak
lagi kaku dengan tampilan papan tulis, gambar, atau radio. Berkat teknologi
digital kita bisa melihat tampilan yang interaktif, animasi seru, dan tampilan
audio visual yang memudahkan murid menyerap pelajaran.
Ø Dunia Diskusi.
Internet
memungkinkan kita untuk dapat berdiskusi dengan teman-teman sebaya atau
setingkat mengenai berbagai hal jika kita memasuki mailing list atau melakukan chatting.
Dari hal diatas, banyak warna/ hal yang bermanfaat yang
diberikan oleh teknologi digital terhadap dunia pendidikan kita. Khususnya
internet. Menjadikan dunia pendidikan menjadi lebih berwarna dan menarik. Tentu
saja tujuannya adalah membuat pendidikan kita berkualitas. Untuk itu,
pemanfaatan teknologi digital bagi pendidikan ini perlu lagi dikembangkan. Contohnya
dengan membuat/mengadakan berbagai lomba untuk mengasah keterampilan siswa
dalam memanfaatkan teknologi agar terlahir karya-karya masterpiece dari para
pelajar kita.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
v Tekhnologi
Pendidikan Merupakan pengembangan, penerapan dan penilaian sistem-sistem,
teknik dan alat Bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar siswa.
v Landasan
Strategis pengembangan dan pemanfaatan TIK dalam pendidikan di Indonesia
adalah:
-
Keputusan
Presiden Nomor 20 tahun 2006 tentang Dewan TIK Nasional.
-
Instruksi
Presiden Nomor 5 tahun 2008 yang di antaranya meliputi masalah jaringan
pendidikan nasional dan interneyt untuk SMA dan sederajat.
-
Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 38 tahun 2008 tentang pengelolaan TIK di
lingkungan Depdiknas.
v Ada tiga
kemelekan yang diperlukan dalam hal ini:
information literacy, media literacy, dan ICT literacy.
v Dalam
penyelenggaraan pembelajaran telah muncul
e-learning yang merujuk pada pembelajaran yang terjadi dengan menggunakan
teknologi, seperti Internet, CD-ROM, dan alat-alat portabel seperti HP atau
pemutar MP3.
v Ada beberapa
istilah dalam dunia pendidikan yang bertalian dengan e-learning yaitu, seperti pembelajaran jarak jauh (distance learning), pembelajaran terbuka
(open learning), pembelajaran online
(online learning), dan pembelajaran
campuran (blended learning). Dalam
kaitan dengan pembelajaran online dikenal istilah virtual learning environment yang merupakan platform pembelajaran yang dengan melalui itu pembelajaran online dilaksanakan.
v Dengan
adanya teknologi berformat digital, salah satunya internet, yang semakin
berkembang menjadikan jurang pemisah antara pendidikan kota dengan desa dapat
dipersempit. Bahkan, membuat pendidikan
kita dewasa ini lebih berwarna. Tentu saja tujuannya adalah membuat pendidikan
kita berkualitas. Untuk itu, pemanfaatan teknologi digital bagi pendidikan ini
perlu lagi dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar,
Dessy. 2001. Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia. Surabaya: Karya Abditama.
Hadimiarsa, Yusuf.
1986. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta:
Rajawali.
Nasution. 1994. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Pidarta. Made. 1997. Landasan
Kependidikan. Yakarta: Rineka Cipta.
Prof. Dr. H.
Fuad Abdul Hamied, Ph.D. Model
Pembelajaran inovatif di Era Global. Diakses melalui
http://www.ispi.or.id/2010/05/07/38/ pada tanggal 22 November 2014 pukul 22:52
WIB.
Sumayyah
Zakaria. Peranan dan Kepentingan Tekhnologi
Pendidikan. Diakses melalui:
http://sumaiyyahzakariaa137439.wordpress.com/teknologi-pendidikan/peranan-dan-kepentingan-teknologi-pendidikan/
pada tanggal 24 November 2014 Pukul 23: 11 WIB.
Jahuri.
2012. Makalah Tekhnologi Pendidikan. Diakses
melalui http://jahurilatansamashiro.blogspot.com/2012/10/makalah-teknologi-pendidikan.html
pada tanggal 24 November 2014 Pukul 22:00 WIB.
Wikipedia.
2014. Pengertian Tekhnologi Pendidikan.
Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_pendidikan. pada tanggal 24
November 2014 Pukul 22:27 WIB.
Prof. Dr. H.
Fuad Abdul Hamied, Ph.D. 2010. Model Pembelajaran inovatif di Era Global.
Diakses melalui
http://www.ispi.or.id/2010/05/07/38/ pada tanggal 22 November 2014 pukul 22:52
WIB.
Ahmad
Yunus. 2012. Pendidikan Yang Lebih Berwarna Berkat Tekhnologi Digital.
https://penayunus.wordpress.com/2012/06/11/pendidikan-yang-lebih-berwarna-berkat-teknologi-digital/.
Diakses pada tanggal 24 November 2014 Pukul 23:34 WIB.
[1] Sumayyah Zakaria. Peranan dan Kepentingan Tekhnologi
Pendidikan. Diakses melalui:
http://sumaiyyahzakariaa137439.wordpress.com/teknologi-pendidikan/peranan-dan-kepentingan-teknologi-pendidikan/
pada tanggal 24 November 2014 Pukul 23: 11 WIB.
[2]Jahuri. 2012. Makalah Tekhnologi Pendidikan. Diakses
melalui http://jahurilatansamashiro.blogspot.com/2012/10/makalah-teknologi-pendidikan.html
pada tanggal 24 November 2014 Pukul 22:00 WIB.
[3]
Dessy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Karya
Abditama, 2001), 498.
[4]
Yusuf
Hadimiarsa, Teknologi Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali,
1986), 4
[5] Pidarta,
Made. 1997. Landasan Kependidikan.
Yakarta: Rineka Cipta. Hal 2.
[6]Wikipedia. 2014. Pengertian Tekhnologi Pendidikan.
Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_pendidikan. pada tanggal 24
November 2014 Pukul 22:27 WIB.
[7] Prof.
Dr. H. Fuad Abdul Hamied, Ph.D. 2010. Model Pembelajaran inovatif di Era Global.
Diakses melalui
http://www.ispi.or.id/2010/05/07/38/ pada tanggal 22 November 2014 pukul 22:52
WIB.
[9] Ibid,.
[10] Ahmad Yunus. 2012. Pendidikan
Yang Lebih Berwarna Berkat Tekhnologi Digital.
https://penayunus.wordpress.com/2012/06/11/pendidikan-yang-lebih-berwarna-berkat-teknologi-digital/.
Diakses pada tanggal 24 November 2014 Pukul 23:34 WIB.
Titanium Athletics
BalasHapusFind a edc titanium list of teams from a ford fiesta titanium great start of apple watch stainless steel vs titanium the 2016 Season. · 4) Team ID · Team ID · Team ID titanium chords · Team ID · Team ID. titanium nose jewelry