MAKALAH PENGEMBANGAN TEKHNOLOGI PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
Teknologi adalah
salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam masa yang serba maju ini dan
teknologi akan semakin berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dengan
timbul banyaknya kebutuhan-kebutuhan dalam kehidupan manusia.
Teknologi pendidikan telah berkembang dari suatu gerakan menjadi suatu bidang profesi. Karena profesi menyangkut pengetahuan yang menjadi landasannya, defenisi tahun 1994 harus mengidentifikasi serta menekankan teknologi pembelajaran sebagai suatu bidang studi maupun praktek. Oleh karena itulah perlu diperjelas mengenai kawasan dan bidang garapan teknologi pendidikan serta sub kawasannya.
Teknologi pendidikan telah berkembang dari suatu gerakan menjadi suatu bidang profesi. Karena profesi menyangkut pengetahuan yang menjadi landasannya, defenisi tahun 1994 harus mengidentifikasi serta menekankan teknologi pembelajaran sebagai suatu bidang studi maupun praktek. Oleh karena itulah perlu diperjelas mengenai kawasan dan bidang garapan teknologi pendidikan serta sub kawasannya.
Teknologi pendidikan atau pembelajaran berlandaskan
pada lima bidang garapan, yaitu diantaranya ialah ; desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian . Kelima hal ini merupakan kawasan
(domain) dari bidang Teknologi Pendidikan atau Pembelajaran. Namun, dalam hal
ini pemakalah hanya akan menjelaskan
pada bidang kawasan pengembangan tekhnolgi pendidikan.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk mengetahui tentang
pengembangan tekhnologi pendidika serta untuk memenuhi tugas mata kuliah
tekhnologi pendidikan.
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua, aamiin.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Tekhnologi Pendidikan
Sebelum membahas
tentang pengembangan tekhnologi pendidikan, maka sebaiknya kita mengulas
kembali mengenai pengertian tekhnologi pendidikan itu sendiri, hal ini
dimaksudkan agar kita bisa lebih mudah memahami mengenai pembahasan
selanjutnya.
Istilah teknologi berasal
dari bahasa Yunani technologia yang
menurut Webster Dictionary berarti systematic
treatment atau penanganan sesuatu secara sistematis, sedangkan techne sebagai dasar kata teknologi
berarti art, skilll, science atau
keahlian, ketrampilan, ilmu.[1]
Dari segi bahasa,
pendidikan berasal dari kata education yang
dapat diartikan upbringing (pengembangan),
teaching (pengajaran), instruction (perintah), pedagogy (pembinaan kepribadian), breeding (memberi makan), raising (of animal) (menumbuhkan).
Dalam bahasa Arab, kata pendidikan merupakan terjemahan dari kata al-tarbiyah yang dapat diartikan
proses menumbuhkan dan mengembangkan potensi yang terdapat pada diri seseorang,
baik secara fisik, psikis, sosial, maupun spiritual. Selain itu
kata tarbiyah juga dapat berarti menumbuhkan dan mendewasakan peserta
didik, memperbaiki (ashlaha),
menguasai urusan, memelihara dan merawat, memperindah, memberi makna, mengasuh,
memiliki, mengatur, dan menjaga kelangsungan maupun eksistensi seseorang.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Teknologi pendidikan
adalah pengembangan, penerapan dan penilaian system-sistem, teknik dan alat
bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia. Dari
pengertian ini yang diutamakan adalah proses belajar itu sendiri di samping
alat-alat yang dapat membantu proses belajar.[2]
Teknologi pendidikan
sama dengan pengertian media pendidikan yaitu bahan dan alat yang terdiri dari
perangkat software dan hardware dalam dunia pendidikan.[3]
Salah satu kawasan teknologi pendidikan atau pembelajaran sebagaimana yang
sudah dijelaskan diatas adalah pengembangan. Dan teknologi pendidikan sebagai
disiplin keilmuan, pada awalnya berkembang sebagai bidang kajian di Amerika
Serikat. Lalu kemudian kalau kita berpegang kepada konsep teknologi sebagai
cara, maka awal perkembangan teknologi pendidikan dapat dikatakan telah ada
sejak awal peradaban, dimana orang tua mendidik anaknya dengan cara memberikan
pengalaman langsung serta dengan memanfaatkan lingkungan .
Kemudian, makna dari pengembangan itu sendiri ialah proses penterjemahan
spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Kawasan pengembangan ini mencakup
pengembangan teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi berbasis
komputer dan multimedia .
Kawasan pengembangan berakar pada produksi media. Melalui proses yang bertahun-tahun
perubahan dalam kemampuan media ini berakibat pada perubahan kawasan. Walaupun
perkembangan buku teks dan alat bantu pembelajaran yang lain (teknologi cetak)
mendahului film, namun pemunculan film merupakan tonggak sejarah dari gerakan
audio-visual ke era Teknologi Pembelajaran sekarang ini. Pada 1930-an film
mulai digunakan untuk kegiatan pembelajaran (teknologi audio-visual). Selama
Perang Dunia II, banyak jenis bahan yang diproduksi terutama film untuk
pelatihan militer. Setelah perang, televisi sebagai media baru digunakan untuk
kepentingan pendidikan (teknologi audio-visual) . Selama akhir tahun 1950- an
dan awal tahun 1960-an bahan pembelajaran berprogram mulai digunakan untuk
pembelajaran. Sekitar tahun 1970-an komputer mulai digunakan untuk
pembelajaran, dan permainan simulasi menjadi mode di sekolah. Selama tahun
1098-an teori dan praktek di bidang pendidikan dan pembelajaran yang
berlandaskan komputer berkembang, dan sekitar tahun 1990-an multimedia terpadu
yang berlandaskan komputer merupakan dari kawasan ini.
Kawasan pengembangan tidak hanya terdiri atas perangkat keras
pembelajaran, melainkan juga mencakup perangkat lunaknya, bahan-bahan visual
dan audio, serta program atau paket yang merupakan paduan berbagai bagian.
Dan di dalam kawasan pengembangan terdapat keterkaitan yang kompleks antara teknologi dan teori yang mendorong terhadap desain pesan maupun strategi pembelajarannya. Pada dasarnya kawasan pengembangan terjadi karena ; pesan yang didorong oleh isi, strategi pembelajaran yang didorong oleh teori, manifestasi fisik dari teknologi perangkat keras, perangkat lunak, dan bahan pembelajaran.
Kawasan pengembangan ini meliputi ; teknologi cetak, teknologi audio-visual, teknologi berbasis komputer, dan multimedia .
Dan di dalam kawasan pengembangan terdapat keterkaitan yang kompleks antara teknologi dan teori yang mendorong terhadap desain pesan maupun strategi pembelajarannya. Pada dasarnya kawasan pengembangan terjadi karena ; pesan yang didorong oleh isi, strategi pembelajaran yang didorong oleh teori, manifestasi fisik dari teknologi perangkat keras, perangkat lunak, dan bahan pembelajaran.
Kawasan pengembangan ini meliputi ; teknologi cetak, teknologi audio-visual, teknologi berbasis komputer, dan multimedia .
1.
Teknologi Cetak
Teknologi
Cetak adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan seperti buku-buku,
bahan-bahan visual yang statis, terutama melalui pencetakan mekanis atau
photografis. Teknologi ini menjadi dasar untuk pengembangan dan pemanfaatan
dari kebanyakan bahan pembelajaran lain. Hasil teknologi ini berupa cetakan.
Teks dalam penampilan komputer adalah suatu contoh penggunaan teknologi
komputer untuk produksi. Apabila teks tersebut dicetak dalam bentuk “cetakan”
guna keperluan pembelajaran merupakan contoh penyampaian dalam bentuk teknologi
cetak.
Dua
komponen teknologi ini adalah bahan teks verbal dan visual. Pengembangan kedua
jenis bahan pembelajaran tersebut sangat bergantung pada teori persepsi visual,
teori membaca, pengolahan informasi oleh manusia dan teori belajar.
Secara khusus, teknologi cetak/visual mempunyai karakteristik sebagai berikut :
Secara khusus, teknologi cetak/visual mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a.
teks dibaca secara linier, sedangkan visual direkam
menurut ruang
b.
keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah yang
pasif
c.
keduanya berbentuk visual yang statis
d.
pengembangannya sangat bergantung kepada prinsip-prinsip
linguistik dan persepsi visual
e.
keduanya berpusat pada pembelajar, dan
f.
informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali
oleh pemakai
.
2.
Teknologi Audio-Visual
Teknologi
Audio-Visual merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan
menggunakan peralatan dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio dan
visual. Pembelajaran audio-visual dapat dikenal dengan mudah karena menggunakan
perangkat keras di dalam proses pengajaran. Peralatan audio-visual memungkinkan
pemroyeksian gambar hidup, pemutaran kembali suara, dan penayangan visual yang
berukuran besar. Pembelajaran audio-visual didefinisikan sebagai produksi dan
pemanfaatan bahan yang berkaitan dengan pembelajaran melalui penglihatan dan
pendengaran yang secara eksklusif tidak selalu harus bergantung kepada
pemahaman kata-kata dan simbol-simbol sejenis.
Menurut
Finn, tahun 1920-an adalah awal perkembangan teknologi pendidikan. Istilah dan
definisi formal pertama yang berhubungan dengan teknologi pendidikan pada saat
itu adalah “pengajaran visual”. Yang dimaksud dengan pengajaran visual adalah
kegiatan mengajar dengan menggunakan alat bantu visual yang terdiri dari
gambar, model, objek, atau alat-alat yang dipakai untuk menyajikan pengalaman
konkret melalui visualisasi kepada siswa. Tujuan penggunaan alat bantu visual
adalah memperkenalkan, menyusun, memperkaya, atau memperjelas konsep-konsep
yang abstrak, dan mengembangkan sikap yang diinginkan, serta mendorong timbulnya
kegiatan siswa lebih lanjut .
Secara
khusus, teknologi audio-visual cenderung mempunyai karakteristik sebagai
berikut ; bersifat linier, menampilkan visual yang dinamis, secara khas
digunakan menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh
desainer/pengembang, cenderung merupakan bentuk representasi fisik dari gagasan
yang riil dan abstrak, dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip psikologi
tingkah laku dan kognitif, sering berpusat pada guru, kurang memperhatikan interaktivitas
belajar siswa.
3.
Teknologi Berbasis
Komputer
Teknologi
Berbasis Komputer merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan
menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor. Pada dasarnya,
teknologi berbasis komputer menampilkan informasi kepada pembelajar melalui
tayangan di layar monitor. Berbagai aplikasi komputer biasanya disebut “computer-based intruction (CBI)”, “computer assisted instruction (CAI”),
atau “computer-managed instruction
(CMI)”.
Aplikasi-aplikasi
ini hampir seluruhnya dikembangkan berdasarkan teori perilaku dan pembelajaran
terprogram, akan tetapi sekarang lebih banyak berlandaskan pada teori kognitif.
Aplikasi-aplikasi tersebut dapat bersifat ; 1) tutorial, pembelajaran utama diberikan, 2) latihan dan pengulangan
untuk membantu pembelajar mengembangkan kefasihan dalam bahan yang telah
dipelajari sebelumnya, 3) permainan dan simulasi untuk memberi kesempatan
menggunakan pengetahuan yang baru dipelajari, dan 4) sumber data yang
memungkinkan pembelajar untuk mengakses sendiri susunan data melalui tata cara
pengakasesan (protocol) data yang
ditentukan secara eksternal.
Teknologi
komputer, baik yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak biasanya
memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.
Dapat digunakan secara secara acak, disamping secara
linier
b.
Dapat digunakan sesuai dengan keinginan Pembelajar,
disamping menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembangnya.
c.
Gagasan-gagasan biasanya diungkapkan secara abstrak
dengan menggunakan kata, simbol maupun grafis.
d.
Prinsip-prinsip ilmu kognitif diterapkan selama
pengembangan
e.
Belajar dapat berpusat pada pembelajar dengan tingkat
interaktivitas tinggi.
4.
Multimedia
Multimedia
atau teknologi terpadu merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan
dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer . Keistimewaan
yang ditampilkan oleh teknologi multimedia ini, khususnya dengan menggunakan
komputer dengan spesifikasi tinggi, yakni adanya interaktivitas pembelajar yang
tinggi dengan berbagai macam sumber belajar.
Pembelajaran
dengan multimedia atau teknologi terpadu ini mempunyai karakteristik sebagai
berikut :
a.
Dapat digunakan secara acak, disamping secara linier
b.
Dapat digunakan sesuai dengan keinginan peserta didik,
disamping menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembangnya.
c.
Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam
konteks pengalaman peserta didik, relevan dengan kondisi peserta didik, dan di
bawah kendali peserta didik.
d.
Prinsip-prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme
diterapkan dalam pengembangan dan pemanfaatan bahan pembelajaran.
e.
Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut
pengetahuan kognitif sehingga pengetahuan terbentuk pada saat digunakan.
f.
Bahan belajar menunjukkan interaktivitas peserta didik
yang tinggi.
g.
Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dan contoh
dari banyak sumber media .
C.
Tekhnologi Dalam
Pengembangan Pendidikan Islam
Kemajuan teknologi dalam tiga dasawarsa ini telah
menampakkan pengaruhnya pada setiap dan semua kehidupan individu, masyarakat
dan negara. Dapat dikatakan bahwa tidak ada orang yang dapat menghindar dari
pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), IPTEK bukan saja
dirasakan individu, akan tetapi dirasakan pula oleh masyarakat, bangsa dan
negara.
Kehadiran IPTEK di negara-negara maju, sudah lama
dirasakan pengaruhnya, karena pada negara-negara tersebutlah kemajuan itu
mula-mula dicapai. Sebaliknya bagi negara-negara berkembang, pengaruh tersebut
baru mulai dirasakan antara lain seperti dalam bidang informasi, buku-buku,
media TV, radio, video, internet dan lain sebagainya.
Sekarang yang menjadi persoalan sekaligus pertanyaan
bagi kita tentunya adalah bagaimana dengan eksistensi pendidikan Islam dalam
menghadapi arus perkembangan IPTEK yang sangat pesat tersebut. Bagaimanapun
tampaknya pendidikan Islam (terutama lembaganya) dituntut untuk mampu
mengadaptasikan dirinya dengan kondisi yang ada. Disamping dapat mengadaptasi
dirinya, pendidikan Islam juga dituntut untuk menguasai IPTEK, dan kalau perlu
merebutnya.
Kenyataan untuk merebut teknologi dan ilmu
pengetahuan tersebut adalah sangat penting, sebab sekarang pembangunan nasional
diarahkan dengan orientasi pada teknologi industri, dalam hal ini tak
terkecuali dalam bidang pendidikan.
Menurut Prof. Dr. Ing. BJ. Habibie, ada lima prinsip
yang harus diikuti untuk mencapai penguasaan IPTEK yaitu:[5]
a.
Melakukan pendidikan dan pelatihan
sumber daya manusia (SDM) dalam bidang IPTEK yang relevan dengan pembangunan
bangsa.
b.
Mengembangkan konsep masyarakat
teknologi dan industri serta melakukan usaha serius dalam merealisasikan konsep
tersebut.
c.
Adanya transfer, aplikasi dan
pengembangan lebih jauh dari teknologi yang diarahkan pada pemecahan
masalah-masalah nyata.
d.
Kemandirian teknologi, tanpa harus
bergantung ke luar negeri.
e.
Perlu adanya perlindungan terhadap
teknologi yang dikembangkan di dalam negeri hingga mampu bersaing di arena
internasional.
Sementara itu pendidikan Islam yang tugas pokoknya menelaah
dan menganalisis serta mengembangkan pemikiran, informasi dan fakta-fakta
kependidikan yang sama sebangun dengan nilai-nilai ajaran Islam dituntut harus
mampu mengetengahkan perencanaan program-program dan aktivitas-aktivitas
operasional kependidikan, terutama yang berkaitan dengan pengembangan dan
pemanfaatan IPTEK sebagaimana digambarkan diatas.
Pendidikan Islam mempunyai sesuatu kekuatan yang
sangat signifikan dipertahankan atau dikembangkan. Hal ini mungkin dapat
dilihat dari tataran filosofis atau konseptual dan pengalaman selama ini dari
lembaga-lembaga pendidikan Islam yang dari waktu ke waktu telah mampu tumbuh di
tengah-tengah dinamika masyarakat.
a.
Motivasi kreatifitas anak didik ke arah
pengembangan IPTEK itu sendiri, dimana nilai-nilai Islam menjadi sumber
acuannya.
b.
Mendidik keterampilan, memanfaatkan
produk IPTEK bagi kesejahteraan hidup umat manusia pada umumnya dan umat
Islam pada khususnya.
c.
Menciptakan jalinan yang kuat antara
ajaran agama dan IPTEK, dan hubungan yang akrab dengan para ilmuwan yang
memegang otoritas IPTEK dalam bidang masing-masing.
d.
Menanamkan sikap dan wawasan yang luas
terhadap kehidupan masa depan umat manusia melalui kemampuan
menginterpretasikan ajaran agama dari sumber-sumbernya yang murni dan kontekstual
dengan masa depan kehidupan manusia.[6]
Jadi kesanalah pendidikan Islam diarahkan, agar
pendidikan Islam tidak hanyut terbawa arus modernisasi dan kemajuan IPTEK.
Strategi tersebut merupakan sebagian solusi bagi pendidikan Islam untuk bisa
lebih banyak berbuat. Kendatipun demikian, pendidikan Islam tentu saja tidak
boleh lepas dari Idealitas Al-Qur’an dan As-Sunnah yang berorientasikan kepada
hubungan manusia dengan Allah SWT. (Hablumminallah),
hubungan manusia dengan sesamanya (Hablumminannas)
dan dengan alam sekitarnya.
Dari ketiga orientasi tersebut, tampaknya hubungan
dengan alam sekitar menjadi dasar pengembangan IPTEK, sedang Hablumminallah menjadi
dasar pengembangan sikap dedikasi dan moralitas yang menjiwai pengembangan
IPTEK, sedang Hablumminannas menjadi dasar pengembangan hidup
bermasyarakat yang berpolakan atas kesinambungan, keserasian, dan keselarasan
dengan nilai-nilai moralitas yang berfungsi menentramkan jiwa manusia, sehingga
terciptalah kedamaian.
Adanya pemanfaatan teknologi dalam pendidikan tentu
memiliki pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan kualitas proses maupun
output pendidikan, baik pendidikan secara umum maupun pendidikan Islam.
Pendidikan yang dulu dilakukan dengan cara yang sederhana sekarang sudah
berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Teknologi pendidikan mempunyai karakteristik
tertentu yang sangat relevan bagi kepentingan pendidikan. Teknologi pendidikan
memungkinkan adanya:
1.
Penyebaran informasi secara luas,
merata, cepat, seragam, dan terintegrasi, sehingga dengan demikian pesan dapat
disampaikan sesuai dengan isi yang dimaksud.
2.
Teknologi pendidikan dapat menyajikan
materi secara logis, ilmiah dan sistematis serta mampu melengkapi, menunjang,
memperjelas konsep-konsep, prinsip-prinsip atau proposisi materi pelajaran.
3.
Teknologi pendidikan menjadi partner
guru dalam rangka mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif, efisien dan
produktif sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan anak didik.
4.
Teknologi pendidikan dapat dimanfaatkan
sebagai sumber belajar, dapat menyajikan materi secara lebih menarik,
lebih-lebih jika disertai dengan kemampuan memanfaatkannya.
Jika pendidikan adalah wadah untuk suatu proses
pencapaian keberhasilan pembelajaran, maka teknologi pendidikan adalah alat
dari proses tersebut. Diantara kegunaan teknologi pendidikan antara lain:
1.
Menghasilkan teori pembelajaran
2.
Mengembangkan strategi pembelajaran
3.
Mengembangkan pola pembelajaran
4.
Mengusahakan sumber belajar
5.
Mengemas materi pelajaran
Beberapa contoh implementasi pemanfaatan teknologi
dalam proses pendidikan antara lain:
a.
Pendidikan Dasar dan Menengah, teknologi
diharapkan mempengaruhi peningkatan motivasi, menguatkan pengajaran,
meningkatkan lingkungan psikologi di dalam kelas
b.
Pendidikan Tinggi, penggunanan teknologi
dimaksudkan untuk merangsang dan memotivasi mahasiswa dalam mengembangkan
intelektualnya sehingga dapat mengembangkan penelitian dan pengembangan ilmu
baik teoretis maupun terapan
c.
Belajar Jarak Jauh, menyediakan
media perantara antara pelajar dan lembaga pendidikannya
d.
Pendidikan Luar Biasa, berfungsi
sebagai alat bantu bagi anak-anak yang menglami kelainan
e.
Pendidikan dan Latihan, berpengaruh
langsung terhadap persiapan tenaga kerja yang semakin kompleks untuk
menghasilkan tenaga terampil
f.
Dalam Pendidikan Matematika, hal ini
berkaitan dengan program-program yang telah disiapkan, alat peraga dan
penyelesaian soal-soal
g.
Dalam Pendidikan Sains, beruapa
aplikasi program komputer dan sistem pemodelan
h.
Dalam Pendidikan Bahasa, berkaitan
dengan penulisan, mendengarkan, telekomunikasi dan lainnya.
Untuk menerapkan teknologi pendidikan dalam sebuah
sistem maupun lembaga pendidikan khususnya pendidikan Islam, tentunya
dibutuhkan seorang pendidik atau pelaksana pendidikan yang mempunyai kemampuan
dalam beberapa bidang sebagai berikut:
1. Perancang proses
dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi perancangan sistem
pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pebelajar
2. Pengembangan
proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pengembangan
teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbasis computer, teknologi
terpadu.
3. Pemanfaatan/penggunaan
proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pemanfaatan
media pembelajaran, difusi inovasi pendidikan, implementasi dan
institutionalisasi serta penerapan kebijakan dan regulasi pendidikan.
4. Pengelola proses
dan sumber belajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi pengelolaan proyek,
pengelolaan sistem informasi pendidikan.
5. Evaluasi/
penilaian; dengan lingkup pekerjaan meliputi melakukan analisis masalah,
pengukuran acuan patokan, evaluasi formatif, evaluasi sumatif.[7]
Apabila sebuah lembaga pendidikan Islam mempunyai
tenaga yang kompeten dalam beberapa bidang di atas, maka akan lebih mudah bagi
lembaga tersebut untuk menerapkan teknologi pendidikan secara maksimal serta
memperoleh hasil yang maksimal juga. Dengan demikian, mutu dari pendidikan
Islam tidak akan dipandang remeh atau dinomorduakan setelah pendidikan umum.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan masalah dalam makalah
ini, maka dengan ini dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya:
-
Teknologi
pendidikan adalah pengembangan, penerapan dan penilaian system-sistem, teknik
dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia.
Dari pengertian ini yang diutamakan adalah proses belajar itu sendiri di
samping alat-alat yang dapat membantu proses belajar
-
Pengembangan berakar pada produksi media. Teknologi
merupakan tenaga penggerak dari kawasan pengembangan, oleh karena itu kita
dapat merumuskan berbagai jenis media pembelajaran dan karakteristiknya. Pengembangan
dapat diorganisasikan dalam empat kategori : teknologi cetak (yang menyediakan
landasan untuk kategori yang lain), teknologi audio-visual, teknologi
berasaskan komputer, dan teknologi terpadu (multimedia).
-
Pendidikan Islam yang tugas pokoknya
menelaah dan menganalisis serta mengembangkan pemikiran, informasi dan
fakta-fakta kependidikan yang sama sebangun dengan nilai-nilai ajaran Islam
dituntut harus mampu mengetengahkan perencanaan program-program dan
aktivitas-aktivitas operasional kependidikan, terutama yang berkaitan dengan
pengembangan dan pemanfaatan IPTEK. Agar pendidikan Islam tidak hanyut terbawa
arus modernisasi dan kemajuan IPTEK, pendidikan Islam tentu saja tidak boleh
lepas dari Idealitas Al-Qur’an dan As-Sunnah yang berorientasikan kepada
hubungan manusia dengan Allah SWT. (Hablumminallah),
hubungan manusia dengan sesamanya (Hablumminannas)
dan dengan alam sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri dan Drs. Aswan Zain, tt. Strategi Belajar Mengajar, Renika Cipta, Jakarta.
Partanto, Pius A dan M. Dahlan al Barri, tt.
Kamus Ilmiah
Populer, Arkola:
Surabaya
Internet:
Abdul
Karim. 2012. Pengembangan dan Pemanfaatan
Tekhnologi Pendidikan. diakses melalui : http://kunjugi.wordpress.com/2012/06/16/pengembangan-dan-pemanfaatan-teknologi-pendidikan-pembelajaran-abdul-karim/
. pada tanggal 9 Desember 2014 Pukul 21:57 WIB.
Zahra
Ghany. 2013. Tekhnologi dalam
Pengembangan Pendidikan. diakses melalui:
http://zahraghany.blogspot.com/2013/02/teknologi-dalam-pengembangan-pendidikan.html
pada tanggal 9 Desember 2014 pukul 22:53 WIB
[1]
Zahra Ghany. 2013. Tekhnologi dalam Pengembangan Pendidikan.
diakses melalui:
http://zahraghany.blogspot.com/2013/02/teknologi-dalam-pengembangan-pendidikan.html
pada tanggal 9 Desember 2014 pukul 22:53 WIB
[3] Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,
Renika Cipta, Jakarta, hal. 120
[4]
Abdul Karim. 2012. Pengembangan dan Pemanfaatan Tekhnologi Pendidikan. diakses melalui
:
http://kunjugi.wordpress.com/2012/06/16/pengembangan-dan-pemanfaatan-teknologi-pendidikan-pembelajaran-abdul-karim/
. pada tanggal 9 Desember 2014 Pukul 21:57 WIB.
[5]
Zahra Ghany. 2013. Tekhnologi dalam Pengembangan Pendidikan.
diakses melalui:
http://zahraghany.blogspot.com/2013/02/teknologi-dalam-pengembangan-pendidikan.html
pada tanggal 9 Desember 2014 pukul 22:53 WIB
[6]
Ibid,.
[7]
Ibid,.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar