Senin, 20 April 2015

MAKALAH PENGEMBANGAN TEKHNOLOGI PENDIDIKAN

MAKALAH PENGEMBANGAN TEKHNOLOGI PENDIDIKAN


BAB I
PENDAHULUAN

Teknologi adalah salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam masa yang serba maju ini dan teknologi akan semakin berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dengan timbul banyaknya kebutuhan-kebutuhan dalam kehidupan manusia.
Teknologi pendidikan telah berkembang dari suatu gerakan menjadi suatu bidang profesi. Karena profesi menyangkut pengetahuan yang menjadi landasannya, defenisi tahun 1994 harus mengidentifikasi serta menekankan teknologi pembelajaran sebagai suatu bidang studi maupun praktek. Oleh karena itulah perlu diperjelas mengenai kawasan dan bidang garapan teknologi pendidikan serta sub kawasannya.
Teknologi pendidikan atau pembelajaran berlandaskan pada lima bidang garapan, yaitu diantaranya ialah ; desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian . Kelima hal ini merupakan kawasan (domain) dari bidang Teknologi Pendidikan atau Pembelajaran. Namun, dalam hal ini pemakalah hanya akan menjelaskan pada bidang kawasan pengembangan tekhnolgi pendidikan.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang pengembangan tekhnologi pendidika serta untuk memenuhi tugas mata kuliah tekhnologi pendidikan.
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, aamiin.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Tekhnologi Pendidikan
Sebelum membahas tentang pengembangan tekhnologi pendidikan, maka sebaiknya kita mengulas kembali mengenai pengertian tekhnologi pendidikan itu sendiri, hal ini dimaksudkan agar kita bisa lebih mudah memahami mengenai pembahasan selanjutnya.
Istilah teknologi berasal dari bahasa Yunani technologia yang menurut Webster Dictionary berarti systematic treatment atau penanganan sesuatu secara sistematis, sedangkan techne sebagai dasar kata teknologi berarti art, skilll, science atau keahlian, ketrampilan, ilmu.[1]
Dari segi bahasa, pendidikan berasal dari kata education yang dapat diartikan upbringing (pengembangan), teaching  (pengajaran), instruction (perintah),  pedagogy (pembinaan kepribadian),  breeding  (memberi makan), raising (of animal) (menumbuhkan). Dalam bahasa Arab, kata pendidikan merupakan terjemahan dari kata al-tarbiyah yang dapat diartikan proses menumbuhkan dan mengembangkan potensi yang terdapat pada diri seseorang, baik secara fisik, psikis, sosial, maupun spiritual. Selain itu kata tarbiyah juga dapat berarti menumbuhkan dan mendewasakan peserta didik, memperbaiki (ashlaha), menguasai urusan, memelihara dan merawat, memperindah, memberi makna, mengasuh, memiliki, mengatur, dan menjaga kelangsungan maupun eksistensi seseorang.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Teknologi pendidikan adalah pengembangan, penerapan dan penilaian system-sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar  manusia. Dari pengertian ini yang diutamakan adalah proses belajar itu sendiri di samping alat-alat yang dapat membantu proses belajar.[2]
Teknologi pendidikan sama dengan pengertian media pendidikan yaitu bahan dan alat yang terdiri dari perangkat software dan hardware dalam dunia pendidikan.[3]

B.     Pengembangan Teknologi Pendidikan / Pembelajaran[4]
Salah satu kawasan teknologi pendidikan atau pembelajaran sebagaimana yang sudah dijelaskan diatas adalah pengembangan. Dan teknologi pendidikan sebagai disiplin keilmuan, pada awalnya berkembang sebagai bidang kajian di Amerika Serikat. Lalu kemudian kalau kita berpegang kepada konsep teknologi sebagai cara, maka awal perkembangan teknologi pendidikan dapat dikatakan telah ada sejak awal peradaban, dimana orang tua mendidik anaknya dengan cara memberikan pengalaman langsung serta dengan memanfaatkan lingkungan .
Kemudian, makna dari pengembangan itu sendiri ialah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Kawasan pengembangan ini mencakup pengembangan teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi berbasis komputer dan multimedia .
Kawasan pengembangan berakar pada produksi media. Melalui proses yang bertahun-tahun perubahan dalam kemampuan media ini berakibat pada perubahan kawasan. Walaupun perkembangan buku teks dan alat bantu pembelajaran yang lain (teknologi cetak) mendahului film, namun pemunculan film merupakan tonggak sejarah dari gerakan audio-visual ke era Teknologi Pembelajaran sekarang ini. Pada 1930-an film mulai digunakan untuk kegiatan pembelajaran (teknologi audio-visual). Selama Perang Dunia II, banyak jenis bahan yang diproduksi terutama film untuk pelatihan militer. Setelah perang, televisi sebagai media baru digunakan untuk kepentingan pendidikan (teknologi audio-visual) . Selama akhir tahun 1950- an dan awal tahun 1960-an bahan pembelajaran berprogram mulai digunakan untuk pembelajaran. Sekitar tahun 1970-an komputer mulai digunakan untuk pembelajaran, dan permainan simulasi menjadi mode di sekolah. Selama tahun 1098-an teori dan praktek di bidang pendidikan dan pembelajaran yang berlandaskan komputer berkembang, dan sekitar tahun 1990-an multimedia terpadu yang berlandaskan komputer merupakan dari kawasan ini.
Kawasan pengembangan tidak hanya terdiri atas perangkat keras pembelajaran, melainkan juga mencakup perangkat lunaknya, bahan-bahan visual dan audio, serta program atau paket yang merupakan paduan berbagai bagian.
Dan di dalam kawasan pengembangan terdapat keterkaitan yang kompleks antara teknologi dan teori yang mendorong terhadap desain pesan maupun strategi pembelajarannya. Pada dasarnya kawasan pengembangan terjadi karena ; pesan yang didorong oleh isi, strategi pembelajaran yang didorong oleh teori, manifestasi fisik dari teknologi perangkat keras, perangkat lunak, dan bahan pembelajaran.
Kawasan pengembangan ini meliputi ; teknologi cetak, teknologi audio-visual, teknologi berbasis komputer, dan multimedia .

1.      Teknologi Cetak
Teknologi Cetak adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan seperti buku-buku, bahan-bahan visual yang statis, terutama melalui pencetakan mekanis atau photografis. Teknologi ini menjadi dasar untuk pengembangan dan pemanfaatan dari kebanyakan bahan pembelajaran lain. Hasil teknologi ini berupa cetakan. Teks dalam penampilan komputer adalah suatu contoh penggunaan teknologi komputer untuk produksi. Apabila teks tersebut dicetak dalam bentuk “cetakan” guna keperluan pembelajaran merupakan contoh penyampaian dalam bentuk teknologi cetak.
Dua komponen teknologi ini adalah bahan teks verbal dan visual. Pengembangan kedua jenis bahan pembelajaran tersebut sangat bergantung pada teori persepsi visual, teori membaca, pengolahan informasi oleh manusia dan teori belajar.
Secara khusus, teknologi cetak/visual mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a.       teks dibaca secara linier, sedangkan visual direkam menurut ruang
b.      keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah yang pasif
c.       keduanya berbentuk visual yang statis
d.      pengembangannya sangat bergantung kepada prinsip-prinsip linguistik dan persepsi visual
e.       keduanya berpusat pada pembelajar, dan
f.       informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai
.
2.      Teknologi Audio-Visual
Teknologi Audio-Visual merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pembelajaran audio-visual dapat dikenal dengan mudah karena menggunakan perangkat keras di dalam proses pengajaran. Peralatan audio-visual memungkinkan pemroyeksian gambar hidup, pemutaran kembali suara, dan penayangan visual yang berukuran besar. Pembelajaran audio-visual didefinisikan sebagai produksi dan pemanfaatan bahan yang berkaitan dengan pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang secara eksklusif tidak selalu harus bergantung kepada pemahaman kata-kata dan simbol-simbol sejenis.
Menurut Finn, tahun 1920-an adalah awal perkembangan teknologi pendidikan. Istilah dan definisi formal pertama yang berhubungan dengan teknologi pendidikan pada saat itu adalah “pengajaran visual”. Yang dimaksud dengan pengajaran visual adalah kegiatan mengajar dengan menggunakan alat bantu visual yang terdiri dari gambar, model, objek, atau alat-alat yang dipakai untuk menyajikan pengalaman konkret melalui visualisasi kepada siswa. Tujuan penggunaan alat bantu visual adalah memperkenalkan, menyusun, memperkaya, atau memperjelas konsep-konsep yang abstrak, dan mengembangkan sikap yang diinginkan, serta mendorong timbulnya kegiatan siswa lebih lanjut .
Secara khusus, teknologi audio-visual cenderung mempunyai karakteristik sebagai berikut ; bersifat linier, menampilkan visual yang dinamis, secara khas digunakan menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh desainer/pengembang, cenderung merupakan bentuk representasi fisik dari gagasan yang riil dan abstrak, dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip psikologi tingkah laku dan kognitif, sering berpusat pada guru, kurang memperhatikan interaktivitas belajar siswa.

3.      Teknologi Berbasis Komputer
Teknologi Berbasis Komputer merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor. Pada dasarnya, teknologi berbasis komputer menampilkan informasi kepada pembelajar melalui tayangan di layar monitor. Berbagai aplikasi komputer biasanya disebut “computer-based intruction (CBI)”, “computer assisted instruction (CAI”), atau “computer-managed instruction (CMI)”.
Aplikasi-aplikasi ini hampir seluruhnya dikembangkan berdasarkan teori perilaku dan pembelajaran terprogram, akan tetapi sekarang lebih banyak berlandaskan pada teori kognitif. Aplikasi-aplikasi tersebut dapat bersifat ; 1) tutorial, pembelajaran utama diberikan, 2) latihan dan pengulangan untuk membantu pembelajar mengembangkan kefasihan dalam bahan yang telah dipelajari sebelumnya, 3) permainan dan simulasi untuk memberi kesempatan menggunakan pengetahuan yang baru dipelajari, dan 4) sumber data yang memungkinkan pembelajar untuk mengakses sendiri susunan data melalui tata cara pengakasesan (protocol) data yang ditentukan secara eksternal.
Teknologi komputer, baik yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak biasanya memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.       Dapat digunakan secara secara acak, disamping secara linier
b.      Dapat digunakan sesuai dengan keinginan Pembelajar, disamping menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembangnya.
c.       Gagasan-gagasan biasanya diungkapkan secara abstrak dengan menggunakan kata, simbol maupun grafis.
d.      Prinsip-prinsip ilmu kognitif diterapkan selama pengembangan
e.       Belajar dapat berpusat pada pembelajar dengan tingkat interaktivitas tinggi.

4.      Multimedia
Multimedia atau teknologi terpadu merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer . Keistimewaan yang ditampilkan oleh teknologi multimedia ini, khususnya dengan menggunakan komputer dengan spesifikasi tinggi, yakni adanya interaktivitas pembelajar yang tinggi dengan berbagai macam sumber belajar.
Pembelajaran dengan multimedia atau teknologi terpadu ini mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a.       Dapat digunakan secara acak, disamping secara linier
b.      Dapat digunakan sesuai dengan keinginan peserta didik, disamping menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembangnya.
c.       Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman peserta didik, relevan dengan kondisi peserta didik, dan di bawah kendali peserta didik.
d.      Prinsip-prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan pemanfaatan bahan pembelajaran.
e.       Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif sehingga pengetahuan terbentuk pada saat digunakan.
f.       Bahan belajar menunjukkan interaktivitas peserta didik yang tinggi.
g.      Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dan contoh dari banyak sumber media .


C.    Tekhnologi Dalam Pengembangan Pendidikan Islam
Kemajuan teknologi dalam tiga dasawarsa ini telah menampakkan pengaruhnya pada setiap dan semua kehidupan individu, masyarakat dan negara. Dapat dikatakan bahwa tidak ada orang yang dapat menghindar dari pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), IPTEK bukan saja dirasakan individu, akan tetapi dirasakan pula oleh masyarakat, bangsa dan negara.
Kehadiran IPTEK di negara-negara maju, sudah lama dirasakan pengaruhnya, karena pada negara-negara tersebutlah kemajuan itu mula-mula dicapai. Sebaliknya bagi negara-negara berkembang, pengaruh tersebut baru mulai dirasakan antara lain seperti dalam bidang informasi, buku-buku, media TV, radio, video, internet dan lain sebagainya.
Sekarang yang menjadi persoalan sekaligus pertanyaan bagi kita tentunya adalah bagaimana dengan eksistensi pendidikan Islam dalam menghadapi arus perkembangan IPTEK yang sangat pesat tersebut. Bagaimanapun tampaknya pendidikan Islam (terutama lembaganya) dituntut untuk mampu mengadaptasikan dirinya dengan kondisi yang ada. Disamping dapat mengadaptasi dirinya, pendidikan Islam juga dituntut untuk menguasai IPTEK, dan kalau perlu merebutnya.
Kenyataan untuk merebut teknologi dan ilmu pengetahuan tersebut adalah sangat penting, sebab sekarang pembangunan nasional diarahkan dengan orientasi pada teknologi industri, dalam hal ini tak terkecuali dalam bidang pendidikan.
Menurut Prof. Dr. Ing. BJ. Habibie, ada lima prinsip yang harus diikuti untuk mencapai penguasaan IPTEK yaitu:[5]
a.       Melakukan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang IPTEK yang relevan dengan pembangunan bangsa.
b.      Mengembangkan konsep masyarakat teknologi dan industri serta melakukan usaha serius dalam merealisasikan konsep tersebut.
c.       Adanya transfer, aplikasi dan pengembangan lebih jauh dari teknologi yang diarahkan pada pemecahan masalah-masalah nyata.
d.      Kemandirian teknologi, tanpa harus bergantung ke luar negeri.
e.       Perlu adanya perlindungan terhadap teknologi yang dikembangkan di dalam negeri hingga mampu bersaing di arena internasional.

Sementara itu pendidikan Islam yang tugas pokoknya menelaah dan menganalisis serta mengembangkan pemikiran, informasi dan fakta-fakta kependidikan yang sama sebangun dengan nilai-nilai ajaran Islam dituntut harus mampu mengetengahkan perencanaan program-program dan aktivitas-aktivitas operasional kependidikan, terutama yang berkaitan dengan pengembangan dan pemanfaatan IPTEK sebagaimana digambarkan diatas.
Pendidikan Islam mempunyai sesuatu kekuatan yang sangat signifikan dipertahankan atau dikembangkan. Hal ini mungkin dapat dilihat dari tataran filosofis atau konseptual dan pengalaman selama ini dari lembaga-lembaga pendidikan Islam yang dari waktu ke waktu telah mampu tumbuh di tengah-tengah dinamika masyarakat.
a.       Motivasi kreatifitas anak didik ke arah pengembangan IPTEK itu sendiri, dimana nilai-nilai Islam menjadi sumber acuannya.
b.      Mendidik keterampilan, memanfaatkan produk IPTEK bagi kesejahteraan hidup umat manusia  pada umumnya dan umat Islam pada khususnya.
c.       Menciptakan jalinan yang kuat antara ajaran agama dan IPTEK, dan hubungan yang akrab  dengan para ilmuwan yang memegang otoritas IPTEK dalam bidang masing-masing.
d.      Menanamkan sikap dan wawasan yang luas terhadap kehidupan masa depan umat manusia melalui kemampuan menginterpretasikan ajaran agama dari sumber-sumbernya yang murni dan kontekstual dengan masa depan kehidupan manusia.[6]

Jadi kesanalah pendidikan Islam diarahkan, agar pendidikan Islam tidak hanyut terbawa arus modernisasi dan kemajuan IPTEK. Strategi tersebut merupakan sebagian solusi bagi pendidikan Islam untuk bisa lebih banyak berbuat. Kendatipun demikian, pendidikan Islam tentu saja tidak boleh lepas dari Idealitas Al-Qur’an dan As-Sunnah yang berorientasikan kepada hubungan manusia dengan Allah SWT. (Hablumminallah), hubungan manusia dengan sesamanya (Hablumminannas) dan dengan alam sekitarnya.
Dari ketiga orientasi tersebut, tampaknya hubungan dengan alam sekitar menjadi dasar pengembangan IPTEK, sedang Hablumminallah menjadi dasar pengembangan sikap dedikasi dan moralitas yang menjiwai pengembangan IPTEK, sedang Hablumminannas menjadi dasar pengembangan hidup bermasyarakat yang berpolakan atas kesinambungan, keserasian, dan keselarasan dengan nilai-nilai moralitas yang berfungsi menentramkan jiwa manusia, sehingga terciptalah kedamaian.
Adanya pemanfaatan teknologi dalam pendidikan tentu memiliki pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan kualitas proses maupun output pendidikan, baik pendidikan secara umum maupun pendidikan Islam. Pendidikan yang dulu dilakukan dengan cara yang sederhana sekarang sudah berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Teknologi pendidikan mempunyai karakteristik tertentu yang sangat relevan bagi kepentingan pendidikan. Teknologi pendidikan memungkinkan adanya:
1.      Penyebaran informasi secara luas, merata, cepat, seragam, dan terintegrasi, sehingga dengan demikian pesan dapat disampaikan sesuai dengan isi yang dimaksud.
2.      Teknologi pendidikan dapat menyajikan materi secara logis, ilmiah dan sistematis serta mampu melengkapi, menunjang, memperjelas konsep-konsep, prinsip-prinsip atau proposisi materi pelajaran.
3.      Teknologi pendidikan menjadi partner guru dalam rangka mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif, efisien dan produktif sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan anak didik.
4.      Teknologi pendidikan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar, dapat menyajikan materi secara lebih menarik, lebih-lebih jika disertai dengan kemampuan memanfaatkannya.

Jika pendidikan adalah wadah untuk suatu proses pencapaian keberhasilan pembelajaran, maka teknologi pendidikan adalah alat dari proses tersebut. Diantara kegunaan teknologi pendidikan antara lain:
1.      Menghasilkan teori pembelajaran
2.      Mengembangkan strategi pembelajaran
3.      Mengembangkan pola pembelajaran
4.      Mengusahakan sumber belajar
5.      Mengemas materi pelajaran

Beberapa contoh implementasi pemanfaatan teknologi dalam proses pendidikan antara lain:
a.       Pendidikan Dasar dan Menengah, teknologi diharapkan mempengaruhi peningkatan motivasi, menguatkan pengajaran, meningkatkan lingkungan psikologi di dalam kelas
b.      Pendidikan Tinggi, penggunanan teknologi dimaksudkan untuk merangsang dan memotivasi mahasiswa dalam mengembangkan intelektualnya sehingga dapat mengembangkan penelitian dan pengembangan ilmu baik teoretis maupun terapan
c.       Belajar Jarak Jauh, menyediakan media perantara antara pelajar dan lembaga pendidikannya
d.      Pendidikan Luar Biasa, berfungsi sebagai alat bantu bagi anak-anak yang menglami kelainan
e.       Pendidikan dan Latihan, berpengaruh langsung terhadap persiapan tenaga kerja yang semakin kompleks untuk menghasilkan tenaga terampil
f.       Dalam Pendidikan Matematika, hal ini berkaitan dengan program-program yang telah disiapkan, alat peraga dan penyelesaian soal-soal
g.      Dalam Pendidikan Sains, beruapa aplikasi program komputer dan sistem pemodelan
h.      Dalam Pendidikan Bahasa, berkaitan dengan penulisan, mendengarkan, telekomunikasi dan lainnya.

Untuk menerapkan teknologi pendidikan dalam sebuah sistem maupun lembaga pendidikan khususnya pendidikan Islam, tentunya dibutuhkan seorang pendidik atau pelaksana pendidikan yang mempunyai kemampuan dalam beberapa bidang sebagai berikut:
1.      Perancang proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi perancangan sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pebelajar
2.      Pengembangan proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pengembangan teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbasis computer, teknologi terpadu.
3.      Pemanfaatan/penggunaan proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pemanfaatan media pembelajaran, difusi inovasi pendidikan, implementasi dan institutionalisasi serta penerapan kebijakan dan regulasi pendidikan.
4.      Pengelola proses dan sumber belajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi pengelolaan proyek, pengelolaan sistem informasi pendidikan.
5.      Evaluasi/ penilaian; dengan lingkup pekerjaan meliputi melakukan analisis masalah, pengukuran acuan patokan, evaluasi formatif, evaluasi sumatif.[7]

Apabila sebuah lembaga pendidikan Islam mempunyai tenaga yang kompeten dalam beberapa bidang di atas, maka akan lebih mudah bagi lembaga tersebut untuk menerapkan teknologi pendidikan secara maksimal serta memperoleh hasil yang maksimal juga. Dengan demikian, mutu dari pendidikan Islam tidak akan dipandang remeh atau dinomorduakan setelah pendidikan umum.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan masalah dalam makalah ini, maka dengan ini dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya:
-          Teknologi pendidikan adalah pengembangan, penerapan dan penilaian system-sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar  manusia. Dari pengertian ini yang diutamakan adalah proses belajar itu sendiri di samping alat-alat yang dapat membantu proses belajar
-          Pengembangan berakar pada produksi media. Teknologi merupakan tenaga penggerak dari kawasan pengembangan, oleh karena itu kita dapat merumuskan berbagai jenis media pembelajaran dan karakteristiknya. Pengembangan dapat diorganisasikan dalam empat kategori : teknologi cetak (yang menyediakan landasan untuk kategori yang lain), teknologi audio-visual, teknologi berasaskan komputer, dan teknologi terpadu (multimedia).
-          Pendidikan Islam yang tugas pokoknya menelaah dan menganalisis serta mengembangkan pemikiran, informasi dan fakta-fakta kependidikan yang sama sebangun dengan nilai-nilai ajaran Islam dituntut harus mampu mengetengahkan perencanaan program-program dan aktivitas-aktivitas operasional kependidikan, terutama yang berkaitan dengan pengembangan dan pemanfaatan IPTEK. Agar pendidikan Islam tidak hanyut terbawa arus modernisasi dan kemajuan IPTEK, pendidikan Islam tentu saja tidak boleh lepas dari Idealitas Al-Qur’an dan As-Sunnah yang berorientasikan kepada hubungan manusia dengan Allah SWT. (Hablumminallah), hubungan manusia dengan sesamanya (Hablumminannas) dan dengan alam sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri dan Drs. Aswan Zain, tt.  Strategi Belajar Mengajar, Renika Cipta, Jakarta.
Partanto, Pius A dan M. Dahlan al Barri, tt. Kamus Ilmiah Populer, Arkola: Surabaya

Internet:

Abdul Karim. 2012. Pengembangan dan Pemanfaatan Tekhnologi Pendidikan. diakses melalui : http://kunjugi.wordpress.com/2012/06/16/pengembangan-dan-pemanfaatan-teknologi-pendidikan-pembelajaran-abdul-karim/ . pada tanggal 9 Desember 2014 Pukul 21:57 WIB.

Zahra Ghany. 2013. Tekhnologi dalam Pengembangan Pendidikan. diakses melalui: http://zahraghany.blogspot.com/2013/02/teknologi-dalam-pengembangan-pendidikan.html pada tanggal 9 Desember 2014 pukul 22:53 WIB



[1] Zahra Ghany. 2013. Tekhnologi dalam Pengembangan Pendidikan. diakses melalui: http://zahraghany.blogspot.com/2013/02/teknologi-dalam-pengembangan-pendidikan.html pada tanggal 9 Desember 2014 pukul 22:53 WIB
[2] Pius A Partanto dan M. Dahlan al Barri, Kamus Ilmiah Populer, Arkola Surabaya.hal. tt
[3] Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Renika Cipta, Jakarta, hal. 120
[4] Abdul Karim. 2012. Pengembangan dan Pemanfaatan Tekhnologi Pendidikan. diakses melalui : http://kunjugi.wordpress.com/2012/06/16/pengembangan-dan-pemanfaatan-teknologi-pendidikan-pembelajaran-abdul-karim/ . pada tanggal 9 Desember 2014 Pukul 21:57 WIB.
[5] Zahra Ghany. 2013. Tekhnologi dalam Pengembangan Pendidikan. diakses melalui: http://zahraghany.blogspot.com/2013/02/teknologi-dalam-pengembangan-pendidikan.html pada tanggal 9 Desember 2014 pukul 22:53 WIB
[6] Ibid,.
[7] Ibid,.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar