PENDAHULUAN
Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) atau Information
Communication and Technology (ICT)
di era globalisasi saat ini sudah menjadi kebutuhan yang mendasar dalam
mendukung efektifitas dan kualitas proses pendidikan. Isu-isu pendidikan di
Indonesia seperti kualitas dan relevansi pendidikan, akses dan ekuitas
pendidikan, rentang geografi, manajemen pendidikan, otonomi dan akuntabilitas,
efisiensi dan produktivitas, anggaran dan sustainabilitas, tidak akan dapat
diatasi tanpa bantuan TIK. Pendidikan berbasis TIK merupakan sarana interaksi
manajemen dan administrasi pendidikan, yang dapat dimanfaatkan baik oleh
pendidik dan tenaga kependidikan maupun peserta didik dalam meningkatkan
kualitas, produktivitas, efektifitas dan akses pendidikan.
Perkembangan TIK atau
multimedia di Indonesia khususnya dalam dunia pendidikan masih belum optimal
dibandingkan dengan negara-negara tetangga sepertI Singapura, Malaysia dan
Thailand. Terdapat beberapa masalah dan kendala yang masih dirasakan oleh
masyarakat khususnya tenaga pendidik dan profesional pendidikan untuk
memanfaatkan TIK di berbagai jenjang pendidikan baik formal maupun non formal.
Permasalahan tersebut terutama berkaitan dengan kebijakan, standarisasi,
infrastruktur jaringan dan konten, kesiapan dan kultur sumber daya manusia di
lingkungan pendidikan. Oleh karena itu, berbagai upaya yang telah dan akan
dilakukan baik pemerintah maupun masyarakat dalam rangka pemanfaatan TIK dalam
pendidikan sangat urgen dan mutlak dilakukan secara terintegrasi, sistematis
dan berkelanjutan.
Dalam makalah ini khususnya
akan dibahas mengenai tantangan di era
digital pemanfaatan ICT terhadap pendidikan. Harapan penulis semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, aamiin.
BAB II
PEMBAHASAN
A. ICT (Information and Communications
Technology)
ICT (Information
and Communications Technology) atau dalam bahasa Indonesia yaitu Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah
salah satu bidang kajian yang beberapa tahun kebelakang mulai bekembang di
Negara kita dan telah banyak di implementasikan dalam berbagai bidang.
Teknologi Informasi sama dengan teknoogi lainnya, dalam teknologi informasi,
informasi merupakan komoditas yang diolah dengan teknologi tersebut.
Penemuan macam-macam alat dan mesin mempengaruhi dan mengubah
cara hidup, norma-norma, cara berfikir dan cara kerja manusia. Alat-alat
teknologi juga mempengaruhi pembelajaran, antara lain metode penyampian dan
cara penilaian.[1]
ICT merupakan
sumber daya informasi yang menjangkau untuk dunia pendidikan. Sumber daya
informasi yang diperoleh dari ICT ialah dapat mengetahui informasi tentang
media pembelajaran dari sekolah lain.
B.
Konsep ICT (Information and Communications Technology)
Secara sederhana Elston
(2007) membedakan antara Teknologi Informasi (IT) dan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (ICT), yaitu “IT as the technology used to managed information and
ICT as the technology used to manage information and aid communication”.
Sementara itu, UNESCO (2003) mendefinisikan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) sebagai berikut: “ICT generally
relates to those technologies that are used for accessing, gathering,
manipulating and presenting or communicating information. The
technologies could include hardware e.g. computers and others devices, software
applications, and connectivity e.g. access to the internet, local networking
infrastructure, and video conferencing”.
Dalam praktek di lembaga-lembaga
pendidikan baik formal maupun non formal, TIK meliputi komputer, laptop,
network komputer, printer, scanner, video/DVD player, kamera digital,
tape/CD, interactive
whiteboards/smartboard. Dengan demikian, perlu ditegaskan bahwa peran TIK
adalah sebagai enabler atau alat untuk memungkinkan terjadinya proses
pendidikan dan pembelajaran. Jadi TIK merupakan sarana untuk mencapai tujuan,
bukan tujuan itu sendiri.
Morsund dalam UNESCO
(2003) mengemukakan cakupan TIK secara rinci yang meliputi sebagai berikut:[2]
-
piranti keras
dan piranti lunak komputer serta fasilitas telekomunikasi
-
mesin hitung
dari kalkulator sampai super komputer
-
perangkat
proyektor / LCD
-
LAN (local area network) dan WAN (wide area networks)
-
Kamera digital,
games komputer, CD, DVD, telepon selular, satelit telekomunikasi dan serat
optik
-
mesin komputer
dan robot
Sejatinya TIK memiliki
potensi yang besar untuk dapat dimanfaatkan khususnya di bidang pendidikan.
Rencana cetak biru TIK Depdiknas, paling tidak menyebutkan tujuh fungsi TIK
dalam pendidikan , yaitu sebagai sumber belajar, alat bantu belajar, fasilitas
pembelajaran, standard kompetensi, sistem administrasi, pendukung keputusan,
dan sebagai infrastruktur.
UNESCO telah mengidentifikasi
4 (empat) tahap dalam sistem pendidikan yang mengadopsi TIK, yaitu :[3]
1)
Tahap emerging; yaitu perguruan tinggi/sekolah
berada pada tahap awal. Pendidik dan tenaga kependidikan mulai menyadari,
memilih/membeli, atau menerima donasi untuk pengadaan sarana dan prasarana (supporting work performance)
2)
Tahap applying; yaitu perguruan tinggi/sekolah
memiliki pemahaman baru akan kontribusi TIK. Pendidik dan tenaga kependidikanu
menggunakan TIK dalam manajemen sekolah dan kurikulum (enhancing traditional teaching)
3)
Tahap infusing; yaitu melibatkan kurikulum
dengan mengintegrasikan TIK. Perguruan tinggi/sekolah mengembangkan teknologi
berbasis komputer dalam lab, kelas, dan administrasi. Pendidik dan tenaga
kependidikan mengekplorasi melalui pemahaman baru, dimana TIK mengubah
produktivitas professional (facilitating
learning).
4)
Tahap Transforming; yaitu perguruan
tinggi/sekolah telah memanfatkan TIK dalam seluruh organisasi. Pendidik dan
tenaga kependidikan menciptakan lingkungan belajar yang integratif dan kreatif
(creating innovative learning environment) melalui
TIK.
Dewasa ini pemanfaatan
TIK dalam pendidikan dapat dilakukan melalui berbagai mode yang dikenal dengan
Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (PTJJ). Bates (2005) membedakan pendidikan
terbuka, pendidikan jarak jauh dan pendidikan fleksibel sebagai berikut: “Open learning is a primarily a goal. An
essential characteristics of open learning is the removal of barriers to
learning. In distance learning students can study in their own time, at any
place and without face-to-face contact with a teacher. Flexible learning is the
provision of learning in a flexible manner”.
PTJJ merupakan
alternatif model dalam proses pembelajaran yang memberikan kesempatan
yang luas bagi peserta didik untuk belajar “kapan saja, dimana saja dan dengan
siapa saja”.
C.
Tantangan di Era Digital Pemanfaatan
ICT Terhadap Pendidikan
Teknologi merupakan keseluruhan sistem untuk mengelola hasil
hingga melahirkan nilai tambah.[4] Berkenaan dengan hal tersebut, dalam
bidang pendidikan Internet telah memainkan peranan penting dalam proses
pembelajaran meskipun di dunia pendidikan terdapat beberapa tantangan yaitu
sebagai berikut:[5]
1. Proses pendidikan itu memerlukan waktu
tenggang (lead time) yang cukup lama.
Setidaknya seseorang dituntut untuk mengikuti pendidikan sejak sekolah dasar
sampai perguruan tinggi.
2. Dalam pendidikan itu berlaku prinsip “irreversibilitas”.
3. Tantangan yang kita hadapi masa depan
cenderung berkembang semakin kompleks, yang ditandai dengan semakin cepatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai akibat dari arus
globalisasi yang semakin terbuka.
Pemanfaatan
ICT sebagai media belajar dan mengajar diperlukan untuk mewujudkan efektifitas
dan optimasi pembeajaran, namun perlu disadari bahwa apapun media yang
digunakan prinsip pembelajaran tetap dipegang teguh. Pada saat berbicar mengenai
“e-Learning” atau pendayagunaan media
elektronik untuk efektifitas, efisiensi dan kemenarikan pembelajaran hanya
berfokus pada kata “e” dan melupakan “learning”-nya itu sendiri. Banyak tidak
sesuai dengan kebutuhan. Atau banyak media elektronik yang bisa dimanfaatkan
untuk pembelajaran tapi belum dioptimalkan. Manfaat ICT dan Penerapan ICT Dalam
Dunia Pendidikan.
Hasil
penelitian Kurniawati et,al (2005) menunjukan bahwa pada umumnya pendapat guru
dan siswa tentang manfaat ICT khususnya edukasi net antara lain :[6]
-
Memudahkan
guru dan siswa dalam mencari sumber belajar alternatif,
-
Bagi
siswa dapat memperjelas materi yang telah disampaikan oleh guru, karena
disamping disertai gambar juga ada animasi menarik,
-
Dapat
berlatih soal dengan memanfaatkan uji kompetensi,
-
Cara
belajar lebih efisien,
-
Wawasan
bertambah,
-
Meringankan
dalam membuat contoh soal,
-
Mengetahui
dan mengikuti perkembangan materi dan info-info lain yang berhubungan dengan
bidang studi.
-
Membantu
siswa dalam mempelajari materi secara individu selain disekolah,
-
Membantu
siswa mengerti ICT.
a. Tantangan
Pendidikan Nasional
Pendidikan nasional
memiliki banyak tantangan baik dari sisi input, proses maupun output. Beberapa
tantangan pendidikan nasional tersebut adalah sebagai berikut:
1) Banyak anak usia sekolah yang belum dapat menikmati
pendidikan dasar 9 tahun. Anak usia 7 – 12 tahun masih dibawah 80% yang telah
menikmati pendidikan (APK SMP 85,22, dan APK SMA 52,2).
2) Tidak meratanya penyebaran sarana dan prasarana
pendidikan/sekolah sebagai contoh: tidak semua sekolah memiliki telepon,
apalagi koneksi internet.
3) Tidak seragamnya dan rendahnya mutu pendidikan di
setiap jenjang sekolah yang ditunjukkan dengan masih rendahnya tingkat
kelulusan Ujian Nasional dan nilai Ujian Nasional.
4) Rendahnya jumlah perguruan tinggi baik negeri maupun
swasta ( PTN – 82 dan PTS – 2.236 (Dikti,2003))
5) Rendahnya daya tampung dan tingkat partisipasi
kuliah (Daya tampung sekitar 3,2 juta mahasiswa dengan tingkat
partisipasi 12.8%. Padahal, Filipina mencapai 32% dan Thailand telah
mencapai 30%.
6) BAN sebagai penentu kualitas pendidikan menginformasikan
bahwa hampir 50% pendidikan tinggi berakreditasi C (46,35% program diploma dan
47.97% PTN dan PTS).
7) Rendahnya Tenaga Pengajar Non Formal (PLS).
Kebutuhan guru PLS mencapai angka 519.790 orang. Sementara yang ada hanya
sebesar 113.622 orang atau 22%. Sehingga diperlukan 406.168 guru atau
78%. (PMPTK 2006).
8) Rendahnya tenaga pendidik yang belum memenuhi syarat
sertifikasi (dari 2.692.217 orang guru yang ada, 727.381 orang
(27%) memenuhi syarat sertifikasi, sisanya 1.964.836 (73%) belum memenuhi
syarat sertifikasi.
9) Berdasarkan survey HDI th 2005, Indonesia menduduki
ranking 112 dari 175 negara (jauh berada di bawah Malaysia dan Bangladesh).
10) Rendahnya tingkat pemanfaatan TIK di sekolah/kampus
(Digital Divide), yang ditunjukkan dengan kondisi dimana tidak semua sekolah
mempunyai sarana TIK. Sekalipun ada, jumlahnya terbatas dan
pemanfaatannya masih belum optimal.
Bentuk pembelajaran
tradisional bahwa pelajar harus pergi keluar untuk mencari pembelajaran mereka
sendiri. Sedangkan Model e-learning
disebut juga Pull Model
of Learning membawa pembelajaran kepada pelajar bukan pelajar ke
pembelajaran.[8]
Era globalisasi telah
menyebabkan perubahan hampir di semua bidang yang “memaksa” kita beralih dari
era manual menuju era digital. Jarak yang jauh sudah menjadi kendala kuno
yang sudah jarang diungkapkan. Keterbukaan arus informasi mengalir deras menghantam
dengan begitu cepatnya. Hanya hitungan detik suatu peristiwa di berbagai
belahan dunia dapat segera diakses melalui media komunikasi dan informasi
seperti internet. Sehingga, muncul ungkapan “kita menjadi bagian dari teknologi
atau menjadi korban dari teknologi?
Banyak hasil penelitian
menunjukkan bahwa keterlambatan mendapatkan informasi, maka terlambat pulalah
memperoleh kesempatan-kesempatan untuk maju. Informasi sudah merupakan
“komoditas’ layaknya barang ekonomi yang lain. Peran informasi menjadi kian
besar dan nyata dalam dunia modern seperti sekarang ini. Hal ini bisa
dimengerti karena masyarakat sekarang menuju era masyarakat informasi atau
masyarakat ilmu pengetahuan.Itulah adanya, sebuah realitas yang harus dihadapi
dengan cerdas.
Hal yang sangat
mengejutkan terhadap data pengakses internet di Indonesia. Berdasarkan data Internet World Stats, Indonesia
menduduki peringkat 4 pengguna internet di Asia dengan jumlah 39,6
juta pengguna. Sebuah kondisi faktual Indonesia mulai “melek” teknologi.
Salah satu bidang yang
tak terelakkan dari perkembangan teknologi yaitu pendidikan. Perlahan namun
pasti pendidikan telah beralih menuju era digital terutama penggunaan teknologi
pendidikan berbasis Informationand communication
Technology (ICT). Penggunaan ICT khususnya internet dalam
pendidikan dapat dimanfaatkan oleh guru maupun siswa, antara lain: dalam
pencarian informasi atau bahan pelajaran, mendekatkan jarak ruang dan waktu
dalam interaksi guru-murid, efisiensi pembelajaran serta penyimpanan berbagai data
dan informasi yang diperlukan.
1)
Pemanfaatan e-Learning
Pemanfaatan e-Learning adalah salah satu
implementasi penggunaan ICT dalam pendidikan. Para pakar telah mendefinisikan e-Learning dengan pengertian yang luas
dan beragam yaitu sebagai pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang menjadikan komputer serta
jaringan/internet sebagai media. Sebagaimana Singh, et al. (2003:1)
mendefinisikan e-Learning
sebagai sebuah istilah yang meliputi berbagai macam alat dan proses,
seperti pembelajaran berbasis web, pembelajaran berbasis komputer, kelas
virtual, dan kolaborasi digital. e-Learning mencakup
juga penyampaian konten melalui Internet, intranet/extranet(LAN/WAN),
audio dan video, penyiaran satelit, TV interaktif, CD-ROM dan lainnya. Namun,
istilah e-Learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah
transformasi proses belajar mengajar ke dalam bentuk digital yang dijembatani
oleh teknologi Internet. Tujuannya yaitu untuk menciptakan efisiensi dan
efektifitas pengelolaan pembelajaran.
Melalui teknologi ini,
belajar dapat diarahkan pada kondisi yang fleksibel yaitu terkait pola
komunikasi one way communication (komunikasi
satu arah) dan two way communications (komunikasi
dua arah). Komunikasi atau interaksi antara guru dan murid memang sebaiknya
melalui sistem dua arah. Pada kondisi dimana guru dan siswa dapat bertatap muka
ataupun tidak maupun pada waktu bersamaan ataupun pada waktu yang berbeda tapi
berada dalam satu kelas yang sama (kelas virtual), fasilitas e-lectures dapat dimanfaatkan
sebagai media pembelajaran. Karena Isi (content) pembelajaran (bahan ajar dan bahan uji) yang telah
di-upload pada sistem e-Learning dapat
diakses oleh siswa. Selain itu memungkinkan interaktifitas antara guru dan
siswa melalui fasilitas discussion forum (forum diskusi) dan chat (obrolan
online). Kondisi seperti ini dikenal
dengan istilah Asynchronous e-Learning yaitu guru
dan siswa dalam kelas yang sama (kelas virtual), meskipun dalam waktu dan
tempat yang berbeda.
Lain halnya dengan Synchrounous e-Learning, yaitu guru
dan siswa dalam kelas dan waktu yang sama meskipun secara tempat berbeda. Untuk
pola e-Learning seperti ini
membutuhkan perangkat teleconference dan bandwitch besar. Nah, untuk
pengadaannya membutuhkan biaya besar. Penggunaan e-Learning seperti ini biasa terjadi di universitas. Misalnya
mahasiswa Universitas di Indoensia mengikuti kuliah lewat teleconference
dengan professor yang ada di Universitas luar negeri.
2)
Learning
Management System (LMS)
Pemanfaatan
e-Learning secara Asynchronous seperti yang telah dijelaskan di atas,
membutuhkan sebuah sistem (aplikasi) yang disebut Learning Management System
(LMS). Dapat dipahami bahwa, LMS merupakan aplikasi yang menjadikan proses
pembelajaran memenuhi konsep pemanfaatan e-Learning.
Sebagai sebuah aplikasi
untuk e-Learning, LMS berfungsi
mengotomasi dan memvirtualisasi proses belajar mengajar secara elektronik.
Fungsinya mirip dengan fungsi administrasi dalam sebuah sekolah. Dengan LMS
kita dapat mengatur pengguna mana yang berhak untuk mengikuti sebuah kelas,
materi belajar apa saja yang terdapat dalam sebuah kelas, kapan masa berlaku
kelas, berapa nilai kelulusannya dan sebagainya.
Aplikasi LMS ada yang
bersifat open source dan
sangat banyak digunakan di dunia saat ini adalah Moodle. Moodle merupakan
singkatan dari Modular Object Oriented
Dynamic Learning Environment, sebuah program aplikasi free (gratis) di bawah ketentuan
GNU (General Public License). Saat
ini Moodle sudah digunakan pada lebih
dari 150.000 institusi di lebih dari 160 negara di dunia. Aplikasi ini
dikembangkan pertama kali oleh Martin Dougiamas pada tahun 2002.
Melalui Moodle fungsi
pembelajaran virtual dapat diwujudkan, yaitu dengan memasukkan berbagai bentuk
materi pembelajaran. Bahan pembelajaran dalam bentuk aplikasi pengolah kata Microsoft Word, materi presentasi yang
berasal dari Microsoft Power Point,
Animasi Flash dan bahkan materi dalam format audio dan video dapat masukkan
sebagai materi pembelajaran pada Moodle.
3)
Implementasi LMS di Sekolah
Selama ini mungkin e-Learning tidak asing
pemanfaatannya pada perguruan tinggi. Namun, saat ini e-Learning sudah merambah dunia sekolah. Direktorat Pembinaan
SMA Kemendikbud sejak 2010 telah melakukan penataan pengembangan e-Learning di tingkat satuan SMA.
Sekolah yang menjadi
target pengembangan e-Learning
disebut SMA Pusat Sumber Belajar (PSB) yaitu sebanyak 132 sekolah di seluruh Indonesia.
Implementasi aplikasi LMS tentunya membutuhkan sarana dan prasarana serta
sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Hal ini menjadi tantangan yang harus
atasi melalui penigkatan ketersediaan sarana serta peningkatan kapasitas SDM.
Sebuah optimisme yang harus dikemukakan mengingat implementasi LMS sangat
bermanfaat bagi terciptanya inovasi pembelajaran yang berbanding lurus terhadap
peningkatan kualitas pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian pada bab
sebelumnya, maka dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Ø ICT (Information and
Communications Technology) atau dalam bahasa Indonesia yaitu Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah salah satu bidang kajian
yang beberapa tahun kebelakang mulai bekembang di Negara kita dan telah banyak
di implementasikan dalam berbagai bidang.
Ø Morsund dalam
UNESCO (2003) mengemukakan cakupan TIK secara rinci yang meliputi sebagai
berikut:
-
piranti
keras dan piranti lunak komputer serta fasilitas telekomunikasi
-
mesin
hitung dari kalkulator sampai super komputer
-
perangkat
proyektor / LCD
-
LAN
(local area network) dan WAN (wide area networks)
-
Kamera
digital, games komputer, CD, DVD, telepon selular, satelit telekomunikasi dan
serat optik
-
mesin
komputer dan robot
Ø
UNESCO
telah mengidentifikasi 4 (empat) tahap dalam sistem pendidikan yang
mengadopsi TIK, yaitu : Tahap emerging;
Tahap applying; Tahap infusing; dan Tahap Transforming.
Ø
Beberapa tantangan di bidang pendidikan Internet yaitu sebagai
berikut:
1.
Proses
pendidikan itu memerlukan waktu tenggang (lead
time) yang cukup lama. Setidaknya seseorang dituntut untuk mengikuti
pendidikan sejak sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
2.
Dalam
pendidikan itu berlaku prinsip “irreversibilitas”.
3.
Tantangan
yang kita hadapi masa depan cenderung berkembang semakin kompleks, yang
ditandai dengan semakin cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai akibat dari arus globalisasi yang semakin terbuka.
Ø
Tantangan
Pendidikan Nasional baik dari sisi input, proses maupun output yang juga
mempengaruhi dalam proses pemanfaatan ICT. Beberapa tantangan pendidikan
nasional tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Tidak
meratanya penyebaran sarana dan prasarana pendidikan/sekolah sebagai contoh:
tidak semua sekolah memiliki telepon, apalagi koneksi internet.
2.
Rendahnya
tingkat pemanfaatan TIK/ICT di sekolah/kampus (Digital Divide), yang ditunjukkan dengan kondisi dimana tidak semua
sekolah mempunyai sarana TIK. Sekalipun ada, jumlahnya terbatas dan
pemanfaatannya masih belum optimal.
Ø
Pemanfaatan
e-Learning adalah salah satu
implementasi penggunaan ICT dalam pendidikan. Implementasi aplikasi LMS
tentunya membutuhkan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia (SDM) yang
mumpuni. Hal ini menjadi tantangan yang harus atasi melalui penigkatan
ketersediaan sarana serta peningkatan kapasitas SDM.
B.
Saran
Beberapa saran yang
dapat dikemukakan untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan pendidikan
berbasis ICT sebagai berikut:
1.
Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi/ICT dalam pendidikan baik di sekolah atau
perguruan tinggi menjadi hal mutlak mengingat kondisi permasalahan pendidikan
yang makin kompleks. Pendidikan berbasis ICT hanya akan berhasil apabila
dikelola dan ditangani dengan terencana, sistematis dan terintegrasi.
2.
Perencanaan
dalam pemanfaatan ICT dalam pendidikan yang integratif meliputi kebijakan,
standarisasi mutu, infrastruktur jaringan dan konten, kesiapan dan kultur SDM
pendidikan menjadi penting untuk ditata dan dikelola dengan efektif dan
efisien.
3.
Penyelenggaraan
pendidikan berbasis ICT melalui pendidikan terbuka dan jarak jauh (e-Learning), membutuhkan dukungan dari
semua pihak khususnya pemerintah, swasta serta masyarakat untuk mengalokasikan
anggaran dan investasi pendidikan yang memadai.
4.
Standarisasi
mutu penyelenggaran pendidikan berbasis ICT perlu ditindaklanjuti dengan
standarisasi konten untuk menjamin kualitas, aksesibilitas dan akuntabilitas
program pendidikan berbasis ICT.
DAFTAR PUSTAKA
Hadimiarsa, Yusuf
. 1986. Teknologi Komunikasi Pendidikan.
Jakarta: Rajawali.
Nasution. 1994. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Saefudin Sa’ud, Udin. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Internet:
Alfina
Damayanti. 2013. Pemanfaatan ICT.
Diakses melalui:
http://alfinadamayanti.blog.upi.edu/2013/10/31/6/. Pada tanggal 16:01
WIB.
Dr. H. Adie E. Yusuf, M.A.2010. Pemanfaatan
ICT dalam Pendidikan. diakses melalui : http://teknologikinerja.wordpress.com/2010/03/11/pemanfaatan-ict-dalam-pendidikan/.
pada tanggal 14 Desember 2014 Pukul: 16.00 WIB.
Iwan Doumy.
2012. E-Learning Sebuah Tantangan di Era
Digital. Diakses melalui:
http://doumy.web.id/2012/09/e-learning-sebuah-tantangan-di-era-digital/. Pada
tanggal 14 Desember 2014 Pukul: 16:04 WIB.
[2] Dr. H. Adie E. Yusuf, M.A.2010. Pemanfaatan
ICT dalam Pendidikan. diakses melalui : http://teknologikinerja.wordpress.com/2010/03/11/pemanfaatan-ict-dalam-pendidikan/.
pada tanggal 14 Desember 2014 Pukul: 16.00 WIB.
[3]
Ibid,.
[4]
Yusuf
Hadimiarsa, Teknologi Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali,
1986), 4
[5] Alfina Damayanti. 2013. Pemanfaatan ICT. Diakses melalui: http://alfinadamayanti.blog.upi.edu/2013/10/31/6/.
Pada tanggal 16:01 WIB.
[6]
Ibid.
[7]
Iwan Doumy. 2012. E-Learning Sebuah
Tantangan di Era Digital. Diakses melalui:
http://doumy.web.id/2012/09/e-learning-sebuah-tantangan-di-era-digital/. Pada
tanggal 14 Desember 2014 Pukul: 16:04 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar